Harusnya hari ini, aku sudah sampai di Caruban, kota kecil setelah Saradan dan sebelum Madiun. Karena Hari Raya 1 Syawal 1432 H ditetapkan oleh pemerintah RI besok (Rabu, 31 Agustus 2011). Jadi, mau ga mau, niat kami tetap dijalankan meski tanggal 2 kami sudah harus ada di Surabaya lagi. Who is Kami? Aku dan Aris, lelakiku. Kami mo touring kesana:D, naek motor..kurang lebih 4 jam perjalanan, entah kalo ditambah istirahat2nya...Doakan kami selamat ya:)
Btw, Happy Eid Mubarak 1432 H..maaf lahir batin:)
Showing posts with label activity. Show all posts
Showing posts with label activity. Show all posts
Tuesday, 30 August 2011
Thursday, 7 April 2011
cerita perjalanan
karena cuma pergi berdua dan sehari saja, jadi bukti otentiknya cuma sedikit :D
gatau kenapa kami ga senarsis biasanya :)
gatau kenapa kami ga senarsis biasanya :)
Monday, 14 March 2011
tentang pamela

tadi malem aku baru tidur jam 2 lebih. eh pagi-pagi udah dibangunin sama alarm perut. ke kamar mandi lah aku. melewati dapur, tampaklah pamela sepupuku yang sedang duduk di bangku sma, sedang membumbui ayam dengan tepung.
coba, sekarang ada berapa abg 'normal' di indonesia yang melakukan hal ini?. subuh, belanja kemudian mandi, lalu memasak sendiri bekalnya ke sekolah. yang lebih istimewa lagi, dia bikin bekalnya untuk dua orang...satunya adalah untuk pacarnya (iiih, mereka awet banget pacaran dari kelas 2 smp).
kejadian seperti itu cuma pernah aku tahu di komik-komik jepang serial cantik. kalo suka sama seseorang, si tokoh perempuan akan membawakan bekal untuk sang gebetan. kalo kenyataan? ah, aku ragu. abg sekarang manja-manja. gausa abg lah, aku aja males kalo bangun pagi :D
si pamela ini, anak ketiga dari tiga bersaudara. kalo saya bilang, dari ketiga nya yang paling cantik ya pamela. yang paling rajin juga dia. dan satu lagi, dia paling ga neko-neko, anaknya nurut, saking nurutnya sama orang rumah dimintain bantuan apa aja dia jarang nolak, sampe kadang dia sendiri jengkel kenapa ga bisa nolak hehe.
semoga berhasil menjadi calon istri yang baik ( bo, masih jauh ya...)
tetap semangat!!
Saturday, 12 March 2011
sehabis baca novel...
Satu hal yang aku perhatikan semua sama pada sebuah novel. Tokohnya, dengan karakter yang kuat dan selalu tampak hebat terutama pada penampakan, latar belakang keluarga, kekayaan dan pekerjaannya. Dan biasanya penulis pun tidak jauh-jauh membuat karakter tokoh dengan dirinya sendiri. Ada Banker, dia pun menciptakan tokohnya menjadi Banker. Ada penulis, dia membuat tokohnya menjadi seorang penulis sekaligus editor. Ada pula desainer, penyiar radio, presenter dan sejumlah profesi lain menjadikan dirinya sendiri sebagai pekerjaan si tokoh utama, hanya saja…lebih di dramatisir. No offense ya. Karena materi profesi itulah yang mereka kuasai, jadi akan lebih mudah dituangkan.
Kok aku bisa menyimpulkan seperti ini?, bahwa penulis tidak jauh-jauh membawa kehidupan pribadinya atau setidaknya curhatan seorang teman yang kemudian di modifikasi ke dalam tulisannya…sok tau banget haha. Mungkin karena aku sendiri merasakan. Ditambah juga aku pernah nonton film yang judulnya My Girlfriend's Boyfriend.
Intronya seperti suatu ilustrasi atas naskah yang sang aktor buat, tapi lalu naskah itu ditolak karena tokohnya persis seperti dia. Pembaca tidak akan menyukai tokoh yang biasa-biasa saja. Membosankan. Sampai dia bertemu seorang wanita di sebuah café, lalu mereka berkencan dan selama film berjalan kita akan dibuat berpikir bahwa si wanita selingkuh. Ceritanya simple banget, tapi bravo tuh penulisnya!
Intronya seperti suatu ilustrasi atas naskah yang sang aktor buat, tapi lalu naskah itu ditolak karena tokohnya persis seperti dia. Pembaca tidak akan menyukai tokoh yang biasa-biasa saja. Membosankan. Sampai dia bertemu seorang wanita di sebuah café, lalu mereka berkencan dan selama film berjalan kita akan dibuat berpikir bahwa si wanita selingkuh. Ceritanya simple banget, tapi bravo tuh penulisnya!
Well, balik lagi. Aku sendiri sadar, ternyata punya passion menulis, mengerjakannya ga semudah aku mengatakannya. Sebuah buku harus mengandung makna dan setidaknya ada pelajaran yang bisa ditarik setelah dibaca, bukan hanya untuk menghibur, mempermainkan emosi, membuat khayalan pembaca saja. Menuangkan emosinya kudu detail. Sampe bisa bikin si pembaca bergumam, “Omigod, ternyata memang begitu…” atau “Aku juga pernah ngalamin ini…” atau “Ini buku aku bangeeeet…”
Bisakah aku melakukannya?
Menjadi penulis?
Aku tidak tahu, tapi aku akan terus belajar
Subscribe to:
Posts (Atom)