Thursday, 19 May 2011

me, you, us...

our love needs no words, but so many words we say each day
just a reminder that in our hearts, our love will forever stay


our love needs no actions, but each day our actions say so much
about the way our love has grown, the way we crave each other's touch


our love needs no questions, but so many answers we both found
answers to wish of long ago, to find a love to make our hearts pound


our love needs no one else, but everyone can see our love so real
with our words and actions, we show just how we feel.




















...just that simple...

Monday, 16 May 2011

terimakasih

...dari ga paham bikin blog, sampe paham.
...dari ga bisa masang header, jadi bisa.
...dari ga ada inspirasi menulis, sampai ada.
...dari masih belajar, sampai ingin terus belajar mempercantik.

terimakasihku yang sederhana untuk,
blackie neon, teman ngetik, dengerin winamp, edit foto dan nonton film.
wifi kantor, penghubungku dengan dunia maya.
my A, tanpa kamu aku ga bisa ngerasain emosi meluap-luap, dalam hal baik, juga yang buruk..hehe.
novieta christiany, yang rajin baca notes2 ku di akun mukabuku (sebelum di hack).
dikie djojoatmodjo, sebagai role 'blogger' model yang ga pelit kasih petunjuk, saran, dan pujian:D
yuda rizki dan katon kertiyoso, untuk salah satu hasil shutter-nya yang keren di makam peneleh yang aku comot dan "hancurkan" untuk jadi header blog'ku..piss yo:))
ga lupa, ivaldy nugraha yang ga keberatan 2x ngeditin header si babi terbaru versi April 2012 :D
keluarga, teman-teman kantor, teman-temannya A, orang-orang yang aku sayang dan aku benci...hahah, tanpa kalian, ceritaku ga rame.
last but not least, Tuhan Yang Maha Kuasa :)

terimakasih.

b'yond d star

dear A,

Our life seems to be full of complexities. At times we laugh, shed tears, just stare at each other, and...fight. Nonetheless, despite all of our apparently inconsistent ideas, we manage to move forward and survive together. Hurts that we might have caused each other may not possibly be obliterated by any word of apology. Neverthless, im confident enough that everything we've gone through is merely part of strong structure that God is building for us.

 u, to say this a million times is not enough to express how much i do.

Saturday, 14 May 2011

wanna hear: "lady i know u're the one for me"

kemaren siang aku ngucapin Selamat Ulang Tahun ke salah satu sepupu yang sedang berulangtahun. Sekarang, aku sedang menyantap “traktiran” berupa beberapa jenis masakan Chinese seperti nasi goreng, mie goreng, dan koloke. Selama makan, aku berpikir tentang satu hal. Mie gorengnya enak, beli dimana ya ini…hahah..(makanan mulu bahasnya). Bukan…saya berpikir atau lebih tepatnya kagum.

Jadi ceritanya, sepupu satu ini uda married dengan embel-embel by accident. Dengan segala keterbatasan, ketidaksiapan mental, mau ga mau mereka harus menikah, karna kamu tahu lah norma negara kita ini. Niat dari si pria pun akhirnya memuluskan segalanya, bahwa dia bertanggung jawab atas perbuatan mereka. Sehingga semua tampak dilancarkan oleh-Nya. Sewa mobil, sewa baju pengantin, souvenir, pemberkatan di Gereja, ramah tamah, semua ada yang sponsorin dan hanya dipersiapkan dalam 2 bulan saja. Setelahnya, cari kos-kosan untuk tinggal berdua, check-up kandungan, sampai melahirkan juga dimudahkan. Padahal sebelumnya aku sempet meng-underestimate-kan pasangan ini, agak susah survive dengan segala keterburuan itu. Yang cewek bekerja sabagai sales promotion, yang cowok salah satu akunting di sebuah perusahaan maskapai penerbangan yang sebenernya, ga gede-gede amat gajinya.

Lalu, apa yang saya makan sekarang ini?
Kok dia mampu dan sempet beli traktiran gini sementara dia juga harus beli susu, bubur, bedak dan pampers?
Padahal aku sendiri masih single, duit gaji belum buat siapa-siapa, pas ulang tahun cuma bisa traktir bakso buat orang rumah. 
Dari situ aku semakin percaya dengan omongan temen-temen kantor bahwa menikah, tidak akan membuatmu miskin. Akan ada rejeki nya sendiri.

Bagi yang lebih memilih calon pendamping atau yang telah memiliki pendamping yang mapan, itu rejeki mereka. Tapi kalo aku, se-realistis apapun, lebih suka bila nantinya kami memulai dari nol bersama-sama. Dari tidak punya apa-apa sampai (harus) punya apa-apa, karena dari situlah sebuah pernikahan diuji. Terlebih bila biasa terhantam badai, maka akan semakin dewasa dan kuat dalam menghadapi dan menyelesaikan konflik-konflik dalam rumah tangga.

Sekarang, aku lihat pasangan-pasangan muda di kampungku semakin bertambah jumlahnya. Beberapa terlihat seperti wajah-wajah orang daerah, yang datang ke kota serba pas-pasan tapi mereka berani nikah.
Jadi menurut saya cuma satu hal yang paling mendasar yang dibutuhkan untuk menikah. NIAT.

Ada alasan “keburu umur”.
Ada alasan “didorong terus-terusan sama pasangan dan keluarga”.
Ada alasan “ udah cape ganti-ganti pacar”

Apapun alasannya, yang penting mereka telah “BERNIAT” Dan seringnya, si pria-lah yang memiliki priviledge untuk membuka peluang ke arah sana. Karena memang sudah seharusnya begitu. Jarang sekali ada kasus wanita yang melamar pria, bukan begitu?.

Jadi, berbahagialah kamu para wanita yang telah terpilih menjadi ‘The One’. Diakui atau tidak, itu momen paling kamu tunggu seumur hidupmu.

Lalu aku kapan?
Bukan sekarang, bukan besok, tapi suatu saat aku pasti menemukan kebahagiaanku.
Karena Tuhan telah bersabda, semua akan indah pada waktunya.
AminJ

Wednesday, 27 April 2011

Rabu (selalu) Kelabu

setelah sekian lama yah...
sampai juga ke hari rabu yang kesekian tahun ini. aku perhatikan setiap hari rabu pasti ada aja kejadian yang bikin drop. aku menjadi (sangat) ga suka hari rabu. salah aku yang men-sugesti diri terhadap hari rabu atau memang hari rabu selalu bawa sial buat aku. hanya Tuhan yang tahu.

hari ini, dimulai dari semalam...kami bertengkar. aku dan si dia. jujur sampai sekarang, aku masih ga enak hati..ditambah dengan sebuah DM di twitter.
hari ini, kabar baik yang aku tunggu tiba...tapi kabar baik itu ga lama menjadi mimpi buruk.
hari ini, masih ada 12 jam lagi...apa yang akan terjadi ya Tuhan...

apakah aku lupa bersyukur padaMu ketika aku senang?
apakah aku lupa berbagi ketika aku berkecukupan?
apakah Kau hanya ingin menyadarkan aku bahwa yang aku lakukan salah dan belum cukup menyenangkan Mu...

apapun maksudMu, beri aku kekuatan untuk tetap berpikir jernih agar bisa menghadapi dan mencari jalan keluar yang baik.

oh, Rabu..hanya karna aku membencimu maka kamu bertubi-tubi balas menjatuhkan aku?

Thursday, 7 April 2011

cerita perjalanan

karena cuma pergi berdua dan sehari saja, jadi bukti otentiknya cuma sedikit :D
gatau kenapa kami ga senarsis biasanya :)


Tuesday, 5 April 2011

kalau jadi...

“Bi, ngitung masa subur system kalender gimana sih?,” tanyaku penasaran.

Heran yah, setelah udah beratus kali aku berhubungan intim dengan pacar-pacarku pun, aku ga pernah se-penasaran ini pengen tahu hitungan masa subur. Mereka selalu keluar diluar, dan pernah ada yang kecepetan keluar didalem pun ternyata ga terjadi apa-apa alias aku ga pernah sampai hamil. Pengen banget periksa, ada masalah apakah gerangan dengan organ reproduksi ku, tapi aku enggan karena orang akan tahu bahwa aku sudah berhubungan intim sebelum menikah.

Binna, temanku yang sangat subur ini, dulunya menikah karena hamil duluan. Tapi lucunya dia memang sengaja melakukan itu agar orang tuanya menyetujui hubungannya dengan Ravi, pacarnya yang kemudian berhasil jadi suaminya. Kenapa aku bilang subur, karena selang beberapa bulan menikah, dia bolong melakukan KB, sehingga sekarang belum genap setahun anak pertamanya lahir, dia sudah hamil lagi.

“Gimana yah…setau gue, rumusnya begini nih,” Dia mengambil kertas kosong dan menuliskan sesuatu diatasnya.

Masa Subur = Hari Terakhir Haid Menstruasi + 13

Masa Prasubur = Masa Subur -3 & Masa Subur + 3

"Jadi kalo misalnya aja nih, lu selese mens tanggal 10, brarti masa subur lu tanggal 23, sedangkan masa prasubur awal lu ya tanggal 20 dan akhirnya tanggal 26," lanjutnya setelah menulis "rumus"

Uuups, aku baru aja sehari selesai mens. Berarti masih amaaaan..

“Kenapa lu, ga biasanya nanya beginian?,”
Aku ga selalu cerita hal percintaanku dengan detail sih, tapi jelasnya Binna tahu aku udah pernah melakukan.
“Gian baru aja keluar di dalem dan itu aku yang minta…”
“Hah, lu bukannya udah putus ma Gian gara-gara dia selingkuh, kok masih mau-maunya ngelakuin itu ma dia?”
“Nah itu dia, gatau deh…Gian deketin aku lagi, dia nyesel ma salahnya dan bilang pengen nikah sama aku, trus kita ngelakuin deh. Aku minta dia keluarin di dalem dia nurut aja…”
“ Cowok kalo ada maunya mang gombal gitu kali, Na…”

Sesaat aku terdiam dan mengingat. Sensasinya kali ini beda. Masih melekat karena baru saja tadi sore kami melakukan. Biasanya saat akan ejakulasi, mr happy berkedut-kedut di mulutku, sekarang aku merasakannya di dalam miss cheerful…menyenangkan sekali rasanya, seakan yang kami lakukan sudah legal.

“Kalo jadi gimana?,” Gian mengecup bibirku.
“Aku ga mau kamu yang tanggung jawab,” jawabku santai.
“Hah, ga bisa dong. Itu kan anak aku?!. Dan aku sudah bilang sama kamu, kali ini aku pengen serius,” katanya.

[Aku tidak menjawabnya. Air mani-nya keluar sedikit-sedikit dari liang V-ku dan aku sibuk mencari tissue untuk menyekanya. Tiba-tiba aku kuatir juga kalo beneran jadi janin, karena aku benar-benar tak ingin menjalin hubungan dengannya. Di sisi lain, aku ingin sekali punya bayi, mungkin sekaligus sebagai pembuktian bahwa aku wanita yang subur juga. Ga kalah sama Binna. Eh, tapi dia kan uda merit]

“Jadi gimana, emang lu ada niat serius ma Gian?”
Aku menggelengkan kepala.
“Derita lu kalo tuh sperma berhasil membuahi sel telur lu. Gue tau lu dah ga tertarik buat serius ma dia, tapi nafsu aja diduluin.”
“Biarin, aku tanggung sendiri entar. Belom tentu jadi ini…” kataku dengan nada yakin.
“Kebanyakan nonton sinetron nih orang, pake mo jadi single parent lagi, lu beli bedak aja sering bingung tiap bulannya, apalagi ngurusin anak, beli popok ma susu, sok ga butuh laki lagi…hahaha” Binna masih saja melanjutkan candaannya, dan herannya aku ga tersinggung.

Emang bener sih yang dia bilang, aku pasti belom siap jadi orang tua apalagi kalo sendiri. Gaji sebagai waitress café berapa sih. Terlebih, iya kalo di luar negeri dengan kehidupan super bebasnya, ini mah Indonesia dengan segudang norma yang melekat di masyarakatnya. Tapi yah, kalau jadi, aku janji sama diriku sendiri ga akan ngegugurin janin ini.