Malam minggu aku habiskan dengan menonton film “Supernova :
The Knight, The Princess and Shooting Star” sendiri di kamar, dimana saya ga
akan menceritakan resensi film tersebut disini, tapi kamu bisa baca di blog ini. Ada satu hal yang aku ingat betul mengapa dari sekian petualanganku, aku tetap kembali ke "rumah".
Sederhananya, Ferre mencintai dan dicintai Rana yang telah
bersuamikan Arwin. Arwin bukan sosok yang tepat untuk diduakan, tapi nyatanya
siapa yang bisa mengelak dari cinta. Hingga akhir waktu, Arwin mengetahui
hubungan gelap mereka dan memilih untuk melepaskan Rana pada Ferre. Rana luluh
dengan sikap tulus Arwin dan memilih untuk memutuskan hubungannya dengan Ferre.
Yang tidak aku ungkapkan, begitu pula dia...kami sama
dengan pasangan-pasangan lain yang tidak sempurna. Bahwa sebelum kami menikah,
ada satu pria yang berharap bisa menikah denganku jika aku tidak segera
dilamar oleh kekasih kala itu.
Si pria dewasa, cukup tampan, mapan dan sholeh, yang seharusnya ga perlu berpikir dua kali untuk meninggalkan kekasih yang penuh tidak kepastian dan memilihnya.
Si pria dewasa, cukup tampan, mapan dan sholeh, yang seharusnya ga perlu berpikir dua kali untuk meninggalkan kekasih yang penuh tidak kepastian dan memilihnya.
Di suatu malam di sebuah tempat, dengan hati besarnya,
kekasih memutuskan hubungan kami agar aku bisa bersama pria itu. Dia
tidak menunjukkan emosi, dia tidak menunjukkan amarah, dia tetap mengantarku pulang sampai di depan rumah.
Si pria tentu kegirangan, dan mulai menyiapkan serangkaian
acara kencan untuk lebih mendekatkan kami berdua, tetapi aku menolak. Aku memilih
untuk diam dirumah, memikirkan segalanya, berdoa untuk siapa yang baik untukku. Dan tepat seminggu setelah itu, aku memilih untuk kembali pada kekasih ketimbang memulai hubungan baru dengan si
Pria.
Andaikata, pada malam itu kekasih marah besar dan
mengata-ngatai aku dengan kalimat kasar, mungkin aku akan tidak berpikir
ulang untuk kembali padanya. Sikap seperti itu sukses membuatku merasa
bersalah beberapa kali lipat dan berniat memperbaiki semua dari awal. Dan dia
dengan hati besarnya itu, menerimaku kembali dan akhirnya melamar.
Jika saya update status di sosial media berlokasi di “A
Place Called Home”, it isn’t about the house --my parent-in-law’s house...but that’s
HIM.
He’s my home.