Saturday 31 December 2011

dua ribu sekian

Entah menjelang tahun baru yang keberapa, itulah saat terakhir aku dan para sepupu bersama-sama ke gereja. Waktu itu mereka masih muda belia, belum pada punya pacar kayak sekarang (kalo sekarang dah pasti ke gerja sendiri sama para pacarnya). Dan kebetulan, aku yang tertua, pada waktu itu juga sedang jomblo. Usia pacaranku ga pernah lebih dari 3 bulan. Dan, AHA…sepertinya aku ingat, “akhir tahun” yang ini aku baru saja jomblo setelah 3 tahun berhubungan dengan seseorang. Ga lama setelah putus, Ia menjalin hubungan dengan orang lain lagi, dan agar aku segera move on, aku berdoa selama misa berlangsung.

“Ya Tuhan, Allah Bapa di surga… Pertemukan aku dengan orang yang menurut kehendak-Mu baik untukku.”

Doa itu aku ucap berkali-kali dalam hati. Walau dalam hati, tampaknya permohonanku itu seakan menempel di jidat sehingga, mereka, para sepupu yang masih muda belia itu berbisik-bisik mengguyoni (deuh, bahasa saya ancur banget yak)
“Mbak pieq pasti lagi doa pengen punya pacar baru lagi, hihihi”
   
Satu jam lebih berlalu, misa selesai. Kami berjalan menuju sebuah toko souvenir di samping gereja. Beberapa sepupu masuk dan memilih-milih kalung Rosario, atau sekedar melihat-lihat. Aku menunggu diluar bersama adik. Gak lama, aku melihat ada seorang pria (yeah, pria- karena aku yakin usianya lebih dari 29 tahun) , hampir tidak berambut alias gundul, berkacamata, tinggi, dan putih, sedang memperhatikan ke arahku dari jarak 100 meter aku berdiri. Aku menoleh ke kiri dan ke kanan, siapa kiranya yang diperhatikannya. Tidak ada orang lain. Dia ganteng?tidak. Tapi kemudian dia berjalan mendekati aku, aku cuma bisa berkata dalam hati,
“Di luar dia ganteng ato ga, Tuhan…tapi kok cepet skali Kau menjawab doa ku. Ini bener-bener permohonan yang paling cepat yang Kau kabulkan”

Dan benar saja, Orang ini mengajakku berkenalan. Aku mencoba membuka diri, karena selain seiman (pastinya) tapi tampaknya dia orang yang Tuhan kirim buat aku. Dia bercerita banyak selama aku masih menunggu para sepupu shopping. Bahwa Ia seorang pria mapan, rajin bekerja, dan single berumur 30 tahun (persis). Ia memiliki semacam agen koran, dan membayar beberapa anak untuk dijadikan pengantar koran ataupun penjual koran biasa yang ada di lampu merah. Ia terbiasa bangun jam 3 tiap paginya untuk menjemput koran yang lalu didistribusikannya melalui anak-anak itu. Para sepupu yang akhirnya tahu aku dapetin kenalan baru langsung bersuit-suit menggoda.

Kami berpisah setelah bertukar nomor hape dan sebulan setelah itu, penyakit ilfil-ku kambuh. Karena suatu hari dia memohon begini padaku,
“Fries, aku pengen kamu ikut di acara nikahan adekku hari Sabtu nanti.”
Aku yang paling malas datang ke acara nikahan pun nyeplos, “Aku ga punya baju”
“Tar aku sewain gaun pesta deh”
HUWAAAT, nyewain??
“Aku ga mau sewa, aku ga bisa datang,” masih keukeuh ga mau datang bukan hanya karna ‘sewa’. Tapi aku bener-bener malas. Bertemu dengan keluarga besar di awal hubungan yang ga ada apa-apa ini adalah sesuatu banget untukku. Dia tetap memaksa, sampai dia bilang akan “membelikanku” gaun, aku tetep ga mau. Pasti ada apa-apa deh kenapa dia maksa banget aku nemenin dia. Beneran deh.

Dia akhirnya cerita. Bahwa dia sempat bertunangan dengan seorang wanita yang bernama “Sisca”. Pertunangan itu putus karena Sisca berselingkuh, dan orang tua si pria ini gak tahu sama skali tentang hal itu. Tentunya, Ia tidak menceritakan hal yang sesungguhnya agar nama si wanita juga ga tercoreng banget kan di keluarganya. Pria ini bilang ingin beralibi bahwa aku adalah pacarnya yang sekarang biar dia ga sendirian datang dan ga didesak-desak terus untuk segera menikah. Membayangkan hal itu aku mual. Mulai detik itu aku menghindari sms dan teleponnya. Ga peduli lagi pada ‘doa yang dikabulkan Tuhan’.

Sekarang, menuju ke 2012 aku tidak memiliki doa yang muluk. Doa yang memaksakan kehendak. Doa yang 'hanya' meminta. 
Aku cuma ingin banyak-banyak bersyukur, bahwa siapapun dan apapun yang aku miliki sekarang, telah melengkapi aku. Keajaiban pun akan mengalir dengan sendirinya :)

Selamat Menempuh Tahun Baru 2012, #God Blessed

Friday 23 December 2011

All I Want for Christmas is You




I don't want a lot for Christmas 
There is just one thing I need 
I don't care about the presents 
Underneath the Christmas tree 
I just want you for my own 
More than you could ever know 
Make my wish come true 
All I want for Christmas is you 

I don't want a lot for Christmas 
There is just one thing I need 
And I don't care about the presents 
Underneath the Christmas tree 

I don't need to hang my stocking 
There upon the fireplace 
Santa Claus won't make me happy 
With a toy on Christmas day 

I just want you for my own 
More than you could ever know 
Make my wish come true 
All I want for Christmas is you 

I won't ask for much this Christmas 
I won't even wish for snow 
And I, I just wanna keep on waiting 
Underneath the mistletoe 

I won't make a list and send it 
To the North Pole for St. Nick 
I won't even stay awake 
To hear those magic reindeer click 

Cause I just want you here tonight 
Holding onto me so tight 
What more can I do 
Oh baby, all I want for Christmas is you 

All the lights are shining 
So brightly everywhere 
And the sound of childrens' 
Laughter fills the air 

And everyone is singing 
I hear those sleigh bells ringing 
Santa won't you bring me 
The one I really need 
Won't you please bring my baby to me, quickly 

I don't want a lot for Christmas 
This is all I'm asking for 
I just wanna see my baby 
Standing right outside my door 

I just want you for my own 
More than you could ever know 
Make my wish come true 
Baby, all I want for Christmas is you 

All I want for Christmas is you, baby
 

Friday 9 December 2011

salah sambung

Si wanita mengangkat telepon. (Merasa) memencet tombol sesuai dengan angka yang tertera di meja telepon. Sembari menunggu telepon diseberang diangkat, dia menoleh. Lelakinya sedang membuka pintu, bersiap-siap berangkat. 
Setelah 7 kali nada sambung, terdengar suara mengangkat telepon.

Pria : "Ehmm, Halo?!" (suaranya malas-malasan)
Wanita : (Hmm, akirnya diangkat juga). "Mas, saya mau check out." ( Buset ni si mas, kerja niat ga sih. Pake acara kayak bangun tidur sgala)
Pria : Maksudnya gimana ya Mbak?. Ini kamar 212...(Kata-katanya mengambang. Masih dengan nada mengantuk)  
Wanita : Bukan mas. Ini kamar 211. Mau check out!. (Kok bisa ga nyambung gini sih, makanya dong kalo kerja jangan tidur!)
Pria : Mbak, ini kamar 212. Saya ga ngerti maksud mbak!. (Nadanya mulai meninggi)
Wanita : (Melihat angka diatas meja, 2123 dan mencerna angka yang disebut si Pria, 212) "Gosh, maaf ya mas. Saya mencet nomornya kurang satu digit." (Langsung telepon ditutupnya dan lalu menelpon nomor yang sebenarnya sampai terdengar suara yang bersemangat tinggi)
Pria lain : "Housekeeping selamat pagi, ada yang bisa saya bantu..."

Si Wanita terkekek. Membayangkan betapa jengkelnya pria tadi. Di kamar sebelah.