Monday 30 May 2011

belum hitam, putih pun tidak

"Aku ingin jadi lelaki"
"Kamu kan lelaki"
"Kamu tahu lah maksudku say..."
 aku tahu. aku hafal. kalimat itu tak kamu katakan sekali dua kali.

"Ayo clubbing. Minum alkohol"
Ajak saya pada seorang lelaki yang tak boleh keluar malam oleh orang tuanya.
"Nih rokok"
Dan dia terbatuk-batuk setelah menyesap sekali saja.
"Adek aku mau futsal. Ikut gih..."
Eh lelaki ini malah pingsan kebentur bola salah umpan.

sampai beberapa usaha. tak kunjung macho.

"Aku naksir Gian, Sya.."
Lhaaaarr...
"Kamu bener-bener pengen jadi laki ya jangan jadi suka sama laki donk"

ga rela aku. dia lahir normal kok. ga ada gejala menyimpang dari awal. kecuali hobi dance-nya. dan beberapa kali ditolak sama cewek karna terlalu dandy.

dia duduk di sofa lalu mengambil koran dari atas meja. aku mendekat ke arahnya. membuka 2 kancing kemeja kerjaku. menarik tinggi rok. kemudian naik ke pangkuannya.

"Bisa berdiri gini loh"
aku merasakan ada sesuatu yang mengeras dibalik celana panjang kain itu.
"Iya"
lelaki itu diam dan hanya menatap isi rok yang telah terangkat seluruhnya.
Tanpa pikir panjang aku menciumnya bertubi-tubi. dia membalas!

*QUICKIE*

Oh God, dia temanku. tak ada nikmat. cuma ingin mengembalikan dia ke jalan yang sudah seharusnya dia jalani. bukan dengan Gian. tapi Gina kek, Agni kek......

*inhale - exhale - inhale - so on*

"Gila Sya...ternyata aku masih bisa jadi normal, ya kan...?"


"Ini cara paling bodoh buat balikin kamu"
aku tahu ini bodoh.

dia berdiri. mengambil sesuatu di tasnya. kemudian mengusap barang itu ke bibirnya.
LIP BALM.

rendevouz

Tubuhku menggeliat. Saat mata terbuka, aku berusaha mereka-reka ada dimana aku saat ini. Sebuah tangan merengkuh erat tubuhku. Degup jantungnya terasa. Ternyata kepalaku bersandar pada dadanya. Aku menatap dia. Matanya masih tertutup, tapi kemudian  karena terusik oleh gerakanku dia terbangun. 

Sebentar. 
Hanya untuk mengusap kepalaku dan kembali memelukku erat tanda mengawalku untuk tidur kembali.

Aku ingat. Beberapa jam lalu, kami menjadi satu. Udara menghangat. Nafas menderu. Ciumannya pelan dan hangat mengkontraksi seluruh tubuhku yang ternyata merindukannya. Seperti membawaku ke pusaran waktu yang lampau.

Apa yang membuatku menjauhinya?
Mematikan mimpinya?
Membunuh cintanya yang tak kusambut?
Justru disaat aku membutuhkan kehadirannya…!

Waktu tak bisa diputar kembali seperti sekarang saat aku memutar pita hitam dalam ingatanku. Rasa itu pernah ada, tapi aku lebih memilih tidak membiarkannya bertumbuh. Dan kini aku terjebak dalam rasa yang sama. Walau aku tahu, baginya, ini tak lebih dari sekedar rendevouz.

Aku menutup kembali mataku. Merasakan hangat yang menguar dari tubuhnya. Menikmati menit demi menit sehingga aku tak rela menyenyakkan tidurku. Karena pagi akan segera memisahkan kami. 



-oldnotesbyME-

Friday 27 May 2011

big GRIN






HIDUP ga selalu kasih kamu senyum dan tawa, jadi sebisa mungkin KAMU yang kasih hidup senyum dan tawa :)



                photo by:  kumara photography

Friday 20 May 2011

hey, soul brother

Pernahkah aku bercerita bahwa ketika mama mengandungku, ia begitu menginginkan seorang putra yang lahir dari rahimnya?

Aku rasa setelah ia menyadari yang dilahirkan adalah aku, ia menitipkan doa bahwa dimana dan kapanpun putranya lahir, suatu saat kita akan bertatap muka.

Tak terasa beberapa tahun kemudian,
Menghirup udara berhadapan.
Berkata-kata penuh harapan.
Bercanda seolah tiada beban.
Berkumpulnya kemiripan.
Rasa yang tak terjemahkan.

Rupanya aku telah bertemu dia. Saudara sejiwa. Yang tercipta dari doa mama. Layaknya pinang dibelah dua. Hanya saja, aku yang lebih tua. Dan aku wanita.

Kini ingin kusapa,
Hai saudara :)

Thursday 19 May 2011

me, you, us...

our love needs no words, but so many words we say each day
just a reminder that in our hearts, our love will forever stay


our love needs no actions, but each day our actions say so much
about the way our love has grown, the way we crave each other's touch


our love needs no questions, but so many answers we both found
answers to wish of long ago, to find a love to make our hearts pound


our love needs no one else, but everyone can see our love so real
with our words and actions, we show just how we feel.




















...just that simple...

Monday 16 May 2011

terimakasih

...dari ga paham bikin blog, sampe paham.
...dari ga bisa masang header, jadi bisa.
...dari ga ada inspirasi menulis, sampai ada.
...dari masih belajar, sampai ingin terus belajar mempercantik.

terimakasihku yang sederhana untuk,
blackie neon, teman ngetik, dengerin winamp, edit foto dan nonton film.
wifi kantor, penghubungku dengan dunia maya.
my A, tanpa kamu aku ga bisa ngerasain emosi meluap-luap, dalam hal baik, juga yang buruk..hehe.
novieta christiany, yang rajin baca notes2 ku di akun mukabuku (sebelum di hack).
dikie djojoatmodjo, sebagai role 'blogger' model yang ga pelit kasih petunjuk, saran, dan pujian:D
yuda rizki dan katon kertiyoso, untuk salah satu hasil shutter-nya yang keren di makam peneleh yang aku comot dan "hancurkan" untuk jadi header blog'ku..piss yo:))
ga lupa, ivaldy nugraha yang ga keberatan 2x ngeditin header si babi terbaru versi April 2012 :D
keluarga, teman-teman kantor, teman-temannya A, orang-orang yang aku sayang dan aku benci...hahah, tanpa kalian, ceritaku ga rame.
last but not least, Tuhan Yang Maha Kuasa :)

terimakasih.

b'yond d star

dear A,

Our life seems to be full of complexities. At times we laugh, shed tears, just stare at each other, and...fight. Nonetheless, despite all of our apparently inconsistent ideas, we manage to move forward and survive together. Hurts that we might have caused each other may not possibly be obliterated by any word of apology. Neverthless, im confident enough that everything we've gone through is merely part of strong structure that God is building for us.

 u, to say this a million times is not enough to express how much i do.

Saturday 14 May 2011

wanna hear: "lady i know u're the one for me"

kemaren siang aku ngucapin Selamat Ulang Tahun ke salah satu sepupu yang sedang berulangtahun. Sekarang, aku sedang menyantap “traktiran” berupa beberapa jenis masakan Chinese seperti nasi goreng, mie goreng, dan koloke. Selama makan, aku berpikir tentang satu hal. Mie gorengnya enak, beli dimana ya ini…hahah..(makanan mulu bahasnya). Bukan…saya berpikir atau lebih tepatnya kagum.

Jadi ceritanya, sepupu satu ini uda married dengan embel-embel by accident. Dengan segala keterbatasan, ketidaksiapan mental, mau ga mau mereka harus menikah, karna kamu tahu lah norma negara kita ini. Niat dari si pria pun akhirnya memuluskan segalanya, bahwa dia bertanggung jawab atas perbuatan mereka. Sehingga semua tampak dilancarkan oleh-Nya. Sewa mobil, sewa baju pengantin, souvenir, pemberkatan di Gereja, ramah tamah, semua ada yang sponsorin dan hanya dipersiapkan dalam 2 bulan saja. Setelahnya, cari kos-kosan untuk tinggal berdua, check-up kandungan, sampai melahirkan juga dimudahkan. Padahal sebelumnya aku sempet meng-underestimate-kan pasangan ini, agak susah survive dengan segala keterburuan itu. Yang cewek bekerja sabagai sales promotion, yang cowok salah satu akunting di sebuah perusahaan maskapai penerbangan yang sebenernya, ga gede-gede amat gajinya.

Lalu, apa yang saya makan sekarang ini?
Kok dia mampu dan sempet beli traktiran gini sementara dia juga harus beli susu, bubur, bedak dan pampers?
Padahal aku sendiri masih single, duit gaji belum buat siapa-siapa, pas ulang tahun cuma bisa traktir bakso buat orang rumah. 
Dari situ aku semakin percaya dengan omongan temen-temen kantor bahwa menikah, tidak akan membuatmu miskin. Akan ada rejeki nya sendiri.

Bagi yang lebih memilih calon pendamping atau yang telah memiliki pendamping yang mapan, itu rejeki mereka. Tapi kalo aku, se-realistis apapun, lebih suka bila nantinya kami memulai dari nol bersama-sama. Dari tidak punya apa-apa sampai (harus) punya apa-apa, karena dari situlah sebuah pernikahan diuji. Terlebih bila biasa terhantam badai, maka akan semakin dewasa dan kuat dalam menghadapi dan menyelesaikan konflik-konflik dalam rumah tangga.

Sekarang, aku lihat pasangan-pasangan muda di kampungku semakin bertambah jumlahnya. Beberapa terlihat seperti wajah-wajah orang daerah, yang datang ke kota serba pas-pasan tapi mereka berani nikah.
Jadi menurut saya cuma satu hal yang paling mendasar yang dibutuhkan untuk menikah. NIAT.

Ada alasan “keburu umur”.
Ada alasan “didorong terus-terusan sama pasangan dan keluarga”.
Ada alasan “ udah cape ganti-ganti pacar”

Apapun alasannya, yang penting mereka telah “BERNIAT” Dan seringnya, si pria-lah yang memiliki priviledge untuk membuka peluang ke arah sana. Karena memang sudah seharusnya begitu. Jarang sekali ada kasus wanita yang melamar pria, bukan begitu?.

Jadi, berbahagialah kamu para wanita yang telah terpilih menjadi ‘The One’. Diakui atau tidak, itu momen paling kamu tunggu seumur hidupmu.

Lalu aku kapan?
Bukan sekarang, bukan besok, tapi suatu saat aku pasti menemukan kebahagiaanku.
Karena Tuhan telah bersabda, semua akan indah pada waktunya.
AminJ