Friday 5 October 2012

berkaca


Kesalahan tidak terjadi pada mata anda, tapi memang fotonya begini XD
either LOVE me or LAUGH me,
i will always LOVES kawan babi *smooch*


Thursday 27 September 2012

e KTP

Beberapa bulan lalu pemerintah menggenjot para pekerja kemasyarakatan sampek lembur berhari-hari demi melayani beratus-ratus penduduk merekam sidik jari, scan kornea mata, foto dengan latar biru untuk yang lahir di tahun genap dan merah untuk yang lahir di tahun ganjil, lalu tak lupa tanda tangan sebagai identitas diri. Bola mata coklat saya tak luput dari gurauan sang perekam, "Mbak, pake softlens ya, tolong dilepas aja." 

Yup, Electronic KTP atau kerennya e-KTP dengan slogan "Satu Penduduk Satu Identitas" akan mengurangi kemungkinan adanya identitas palsu atau kepemilikan kartu identitas yang ganda di kala tinggal di kota lain. Konon, meski secara fisik biasa saja tetapi e-KTP mengandung chip memori data diri kita.

Di Kartu Tanda Penduduk saya yang lama tertulis, bahwa masa berlaku kartu hingga 25-10-2012. Saya nanya kekasih, "Kok kampungku belom juga ada panggilan ambil e-KTP sih, tar keburu KTP ku abis. Masa bikin lagi dulu yang model lama." Kekasih menyarankan, "Tar deket waktunya, tanyain aja ke kecamatan."

Ga sampai seminggu, pertanyaan saya terjawab. Oma dengan semangat menyampaikan ada surat undangan pengambilan e-KTP sehari sebelumnya. Karena keluarga dirumah ga seantusias saya yang ingin segera punya KTP baru, sepulang kantor langsung mampir kantor kecamatan Gubeng. Dari jauh sudah terlihat beberapa orang sedang menunggu gilirannya untuk dipanggil. Saya bertemu dengan salah satu tetangga yang kalau siang buka warung tepat disebelah rumah saya dan dia menyarankan saya untuk mengambil nomor antrian dulu. Saya masuk dan mendapatkan nomor 619, buset dah. Sekarang masih nomor 480. Pasrah, saya mencari tempat untuk duduk sambil menengok-nengok kalau saja ada tetangga yang saya kenal. Ada sih, tapi lalu saya cuma senyum ga tau namanya. Saya pasang headset untuk dengerin mp3 seperti yang biasa saya lakukan sambil meng-update status twitter.

Bilang saya jahat dan terlalu cuek dengan pasang headset seperti ga berniat bersosialisasi. Tapi orang baik itu selalu saja ada. 

Kebaikan pertama. Ada 1 anak tetangga yang yatim piatu, tiba tiba nyamperin saya dan nanya "Mbak urutan nomor berapa?" Kaget, saya nanya "urutan nomor sekarang atau yang punyaku?". Dia jawab yang punyaku. Setelah itu dia memberi nomor antrian miliknya yang lebih cepat 100 angka dari milikku. Dia bilang dapat nomor dobel, sementara dia sudah dapetin e-KTPnya. God bless you, hati saya berkata.

Kebaikan kedua. Setelah si anak pergi saya disapa oleh teman SMP dan suaminya yang baru saja datang. Ngobrol ngobrol, mata si suami tertuju pada pintu kantor kecamatan, bahwa contoh KTP yang lama harus di fotokopi zooming agar dapat di legalisir nantinya untuk keperluan penting seperti urusan dengan Bank atau instansi lainnya. Kami menengok masing masing fotokopi dan berpendapat terlalu kecil. Maka kami pergi ke fotokopi terdekat dan kemudian Rp. 800,- biaya fotokopi saya digratiskan sama si teman. God bless you both, kata saya lagi.

Akhirnya, selesai sudah antrian saya. Wohooo, setelah bertahun-tahun bekerja dan punya KTP baru sekali ini tertulis Karyawan Swasta di Pekerjaan, dan O di golongan darah. Satu lagi, baru kali ini foto KTP saya terlihat cantik hahahah *kesian. Nomor Identitas pun berubah. Yang belum berubah adalah Status Perkawinan nih. Masih saja Belum Kawin. LOL

Saya berpamit-pamit sama teman dan para tetangga yang masih mengantri. Jalan kaki menuju rumah sambil tersenyum. I'm so Blessed. Bertemu dengan orang-orang yang baik. Saya pun pasti juga akan melakukan hal yang sama bila berada di posisi mereka. Baiklah, mampir ke warung nasi padang sepertinya ide yang bagus untuk menyenangkan diri sendiri juga. Hehehe.

Wednesday 26 September 2012

sesat #8 - 10

Pelangi

Kamu mengirim personal message padaku.
"I've been kiss by the girl that takes my eyes everyday in my college years"
Aku tahu bagaimana ceritamu tentang dia.
Dia yang mengalihkan duniamu.
Sejak 2000 kita masuk ke Fakultas Psikologi. Dia, gadis sederhana, rambut tergerai ikal, kuliah nyaris tanpa make-up, berjalan sangkuk, entah apa yang menarik darinya dibanding aku.
Aku tak setinggi dia, tapi kurva tubuhku tergambar jelas. Ga seperti dia yang selalu berdandan boyish ke kampus.
Aku yang membantumu dalam pencalonan Ketua Hima Prodi. Aku yang menemani makan siang dan terkadang malammu. Aku yang selalu iseng mengepang rambut ikal gondrongmu jika terlihat acak-acakan. Aku yang mencatatkan materi mata kuliah yang kau lewatkan. Aku yang tulus mencintaimu bahkan sejak aku tahu bahwa binar matamu masih untuknya meski setelah bercinta dengan banyak gadis lain. Aku bersyukur menahan diri tentang perasaan ini, kalau tidak nasibku pasti sama dengan mereka. Datang dan Pergi
Dari saat itu.
Hingga kini.
2000 - 2010
10 fucking years.

Langit.

Siapa bilang Ketua Hima Prodi selalu percaya diri di segala suasana. Siapa juga yang bilang vokalis band kondang sekampus selalu mendapatkan pacar yang diidamkan. Ketika gadis ini dengan cueknya melewatiku tanpa menoleh, duniaku runtuh. Cuma wangi tubuhnya yang tercium. Tidak sedikitpun aku pernah melihatnya senyum padaku. Celotehan teman-teman yang menyampaikan salam dariku pun tak digubris. Sekedar kata "salam balik" saja tidak. Apakah dia membenciku?. Memang sih, dibandingkan dengan cowok tinggi tegap dan bermobil (baca: pacarnya) itu aku enggak ada apa-apanya. Tapi otakku encer (cukup encer juga dengan hafal nama-nama pria yang pernah singgah di dunianya dari sebuah social network), aku aktif oganisasi dan bidang musik, aku kurus dan gondrong (sigh, belakangan aku tahu, kamu memang ga suka cowok gondrong).
I never have a courage.
Cuma untuk gadis ini.
Karena, aku maupun Pelangi-sahabatku- tidak pernah berhasil menghitung berapa gadis yang keluar dan masuk dalam hidupku dengan jumlah jari tangan dan kaki kami yang disatukan.
Lebih dari itu.
Hingga suatu ketika, aku dan dia bertemu lagi. Kali ini, aku mengumpulkan keberanian yang sekuat tenaga meminta nomor ponselnya. Dia tumbuh lebih matang dan cantik dari sebelumnya. Meski aku masih menyukai wajah polosnya saat di kampus dulu.
Tapi, seonggok cincin pertunangan telah melingkar di jari manis nya.
2000 - 2010 Aku memujanya.
Yes, 10 fucking years.

Embun

Akhirnya, setelah beberapa tahun perjuanganku (agak lebay) mencari pasangan jiwa selesai sudah. Aku mengenakan cincin emas putih termanis di dunia pilihan Ibunda dari mas Bumi untuk pertunangan kami. Wangi kembang dan aroma cake fondant dari acara 3 hari lalu masih menempel manis di hidung bangirku. Anggota keluarga saling bertemu dan mengenalkan diri. Karena kami akan segera menjadi satu bukan lagi dua. Mas Bumi yang mengenakan batik Pekalongan di hari pertunangan kami tampak menawan. Dia merapikan rambut ikalnya, mencukur halus dagunya, memotong bulu hidung yang kadang terlihat mencuat keluar...hihihi.
Gaun kebaya pink off-shoulder lengkap dengan kain batik, bros burung phoenix dengan 3 warna mata ruby di bagian ekor masih terselip di permukaan obi biru juga masih tergantung di pintu lemari.
Aku memeluk selimutku lebih erat. Dinginnya AC menambah inginku kembali ke alam mimpi. Aku mengambil cuti hari ini. 
Lalu...bayangan Langit tiba-tiba beredar.
Langit yang aku kenal tidak begitu. Langit yang dulu kurus dan gondrong. Langit yang pendiam kini doyan ngobrol. Langit yang menyatakan cintanya sehari setelah pertunanganku dengan mas Bumi.
Di hari Minggu yang berawan, di sebuah coffee shop. Tak sampai 2 jam aku pamit seraya berlari kecil.
I kissed him.
Thanking for loving me
10 fucking years

Pelangi

"Kamu balas ciumannya?," tanyaku penasaran. Sungguh laporannya kali ini menyakitkan. Beda dengan jika aku mendengar dia telah bercinta dengan berbagai tipe wanita sekalipun. Wanita-wanita yang tak pernah berhasil kami hitung keluar dan masuk dalam hidup Langit walau jumlah jari tangan dan kaki kami disatukan.
"Aku balas. tapi lalu aku diam. Mungkin dia lalu merasa diabaikan. Dia lari keluar cafe." Langit membuang pandangannya ke arah langit. Matanya berbinar. Malu.
"Kamu tahu, aku mendamba ciuman itu. Selama ini. Tapi aku merasa ini tidak benar. Belum saatnya. Aku ingin yang spesial." Lanjutnya.
Aku meraih dagunya dan menarik wajahnya kearahku.
"Aku yang selama ini menganggapmu spesial dan ingin mencium bibirmu."
Tapi tidak kukatakan. Aku menggantinya dengan pelukan.
Kontak fisik yang hanya bisa aku lakukan.
for 10 fucking years

Langit

3 bulan lagi Ia menikah. Ini salahku yang terlambat atau waktu yang berjalan terlalu cepat. Aku mempertanyakan untuk apa ciuman itu. Ia menjawab "Spontan", lalu menunduk. Iya, kami bertemu lagi seminggu setelah pertemuan terakhir. Aku marah dalam hati. Tidak mendapatkan jawaban yang aku inginkan. Kata-kata ini kemudian meluncur saja dari mulutku.
"Embun, aku rasa tidak perlu banyak kata untuk mengucap cinta padamu. 10 tahun aku belajar untuk memberanikan diri muncul dihadapanmu. I want you to love me."
Ia yang dihadapanku tertegun, lalu menunduk kembali sambil memilin-milin cincin pertunangannya.
Tring.
BBM ku berbunyi. Pasti Pelangi. Ku hiraukan. Aku janji akan mengantarnya ke toko buku. Tapi bertemu dengan Pelangi secara mendadak pun akan aku lakoni. Beberapa minggu lagi ia tak bisa kumiliki.
Padahal aku telah menunggu.
10 fucking years.

Embun

♪♫  One kiss and boom you're the only one for me ♪♫
Inikah rasanya dicintai?. Semua pria di masa lalu bukan tidak mencintaiku, hanya saja banyak yang bilang kalau aku saja yang terlihat berjuang mempertahankan hubungan kami. Dan kukira orang pertama dan terakhir mencintaiku adalah Mas Bumi, tentu saja karena dia menginginkan aku yang menemani sisa hidupnya.
Kamu datang disaat yang salah, Langit. Dan aku sangat mencintai Mas Bumi.
Tapi, kenapa hatiku mendadak ragu dan ingin mundur. Bibir yang kukecup sehari setelah pertunanganku adalah satu bukti bahwa aku meragu. Jika aku yakin, aku tidak akan mengkhianatinya. Aku marah pada diriku sendiri. Aku menyandu bertemu dengan Langit. Aku tak lelah bertukar kata denganmu. Astaga, 3 minggu lagi aku menikah. Aku tak boleh denganmu, Langit. Aku tak ingin membuatmu seperti dulu.

Langit yang telah menunggu.
selama 10 fucking years.

Pelangi

"Jauhi dia Embun. Kamu sudah mau menikah," Aku mengajak Embun untuk bertemu. Berdua saja. Langit tak tahu, sebab Ia akan marah jika tahu.
"Kamu mencintai dia, Pelangi. Kenapa tak kau utarakan saja padanya."
Dia tahu. Dia wanita sepertiku. Dia membaca bahwa ini bukan soal aku sangat perhatian pada sahabatku. Namun karena aku mencintai Langit. 
"Aku..." Aku tergagap. Aku lalu menangis.
Embun tiba-tiba pindah duduk disebelahku kemudian memelukku dan berkata,
"Kamu mengejar dia. Dia mengejar aku. Tetapi, harusnya Aku mencintai mas Bumi seorang."
Aku mendongak. Dia menangis tapi tersenyum.
"Aku akan bilang pada Langit, bahwa aku mencintainya juga. Hanya dengan dia aku mampu jujur apa adanya. Sesuatu yang sulit kulakukan dengan Mas Bumi. Maafkan aku Pelangi, aku egois tapi aku percaya kamu dan Mas Bumi akan mengerti."
Mengerti???
Aku tidak pernah bisa mendapatkan dia gara gara kamu sekuarang aku disuruh mengerti??
for 10 fucking years, i don't think so madam.

Langit

Telepon genggamku berdering dan menampilkan nama Embun di layarnya. Aku begitu bersemangat mengangkatnya sampai ku halo halo tak ia jawab. 
Aku hanya mendengar wanita lain yang bukan suaranya menangis terisak. Lalu, lirih kudengar Ia berkata, 
"Kamu mengejar dia. Dia mengejar aku. Tetapi, harusnya Aku mencintai mas Bumi seorang."
Ada apa ini?.
Sebentar telepon bersuara gemeresek. Aku diam dan masih mendengarkan. Menaruh gelas yang 1/4 airnya kutelan bebarengan dengan suara Embun tadi. 
"Aku akan bilang pada Langit, bahwa aku mencintainya juga. Hanya dengan dia aku mampu jujur jadi aku. Sesuatu yang sulit kulakukan dengan Mas Bumi. Maafkan aku Pelangi, aku egois tapi aku percaya kamu dan Mas Bumi akan mengerti."
Astaga, Embun. Mataku mengabur. 
Akhirnya ya Tuhan, Terimakasih.
after 10 fucking years

Embun

Maafkan aku Mas Bumi.
Kepada orang orang tua kami, keluarga dan handai tolan yang sibuk mensupport pernikahanku kelak.
Maafkan aku Pelangi.
Aku menyakiti wanita yang mencintai Langit selama ini. Wanita yang seharusnya pantas ada di sisi Langit. 
Maafkan aku Langit.
Aku terlalu pengecut untuk berbicara langsung padamu. Karena aku takut tak sanggup melepaskanmu. jadi aku hanya men-dial nomor teleponmu untuk mendengarkan percakapanku dengan Pelangi.
Karena aku telah merasakan. Waktuku hanya sampai disini. Jangan tanya bagaimana aku tahu. Jika kamu telah mendekati ajalmu, kau akan mengerti kata kataku.
10 fucking years,
the best years i ever had.

Pelangi

Aku ga bisa mengerti. Aku memukul meja dan mendorong Embun agar menjauh. Embun terkejut dan berdiri, lalu berjalan meninggalkan aku. Ga berhenti ataupun berbalik. Dia jalan dengan wajahnya yang pucat namun tenang, keluar dari cafe tempat kami bertemu. Entah untuk tujuan apa aku kemudian mengejar dia yang hendak menyeberang, namun ... Dunia mendadak gelap. 
Sampai aku sadar dan melihat ceceran darah di jalan, tepat di tempat dia menyeberang. Tapi dia sudah tidak ada. 
Waitress cafe yang telah menolongku ketika pingsan memberiku segelas air putih. "Mbak pingsan tepat setelah mbak yang tadi tertabrak Damri mbak."
"Mana dia. Mana teman saya tadi?" ujarku masih dengan debar jantung yang tak menentu.
"Maaf mbak, sudah dibawa dengan ambulance. Tampaknya teman mbak ga tertolong."
Aku menangis keras. Bukan karena Embun, tapi karena Langit yang akan terluka karenanya. Aku mendorong Embun hingga dia akhirnya pergi.
Aku mencari-cari tasku. Mengambil handphone dan menelponnya.

"Langit... Maafkan aku... Aku hendak mengabarkan bahwa... " 
maaf yang terucap paling tulus dan pasti hal paling menyakitkan yang dia dengar selama 
10 fucking years.

kantor, awal hingga akhir september 
2012

Friday 13 July 2012

dream job

Bahagia itu memang Sederhana.

Hanya karena tulisan tentang My dream job would be di publish di blog yang bisa diisi oleh siapa saja -bikinan Rahne Putri, pemilik blog sekaligus penulis Sadgenic- aku bahagia :)

Pekerjaan sederhana yang tulus aku kerjakan dengan senang hati, baca disini

Buat kamu yang juga ingin "pamer" pekerjaan impianmu yang sederhana di dunia paralel, isi disini kawans babi :)

Selamat bermimpi. Dan Bahagia :)

Wednesday 27 June 2012

selalu ada alasan

Biar dikata, jika seseorang mengetahui kenapa ia mencintai pasangannya itu berarti bukan cinta-- karena cinta itu tidak memiliki alasan -- aku bersikukuh tahu kenapa aku bisa mencintai kamu dan tetap merasakan cinta sampai saat ini, juga merupakan kenapa aku mempertahankan kamu. Cinta yang bukan sekedar rutinitas tentunya. 

1.
Aku mencintaimu karena kita memiliki kesukaan yang sama. Mengulum es batu tiap kali habis minuman yang kita pesan di warung-warung favorit yang itu itu saja kita datangi. Juga menghirup udara di kota lain sekali sebulan.  

2.
Aku mencintaimu karena kamu posesif. Selalu bertanya sedang apa, dimana dan dengan siapa aku berada. Mungkin buat kalian aneh tapi aku selalu merasa terlindungi dengan pertanyaan itu.

3.
Aku mencintaimu karena kamu pandai mengatur pengeluaran meski lebih sering aku sebut perhitungan, yang menahan lapar mataku sebagai wanita tulen yang juga hobi belanja secara impulsif.

4.
Aku mencintaimu karena kamu sering membuatku jengkel, marah, dan ingin meninggalkan kamu. No offense, aku benci ditalak sebulan sekali tapi kemudian karena itulah make up sex tercipta.

5.
Aku mencintaimu karena kamu mau mengganti posisimu berdiri dan menggandeng tanganku saat hendak menyeberang, sependek dan sejauh apapun jaraknya.

6.
Aku mencintaimu karena tanganku menjangkau tak tersisa di perut cembungmu saat memboncengku. Empuk, seperti memeluk boneka babi raksasa kesayanganku saat tidur.

7.
Aku mencintaimu karena kamu yang bilang tidak romantis, tidak bisa merayu apalagi berkata-kata indah, namun kamu mampu menulis surat cinta dengan tangan yang membuatku berkaca kaca saat membacanya.

8.
Aku mencintaimu karena kamu mengajarkan arti bersyukur dan menemaniku mengaplikasikan pada hidup. Iya, aku bersyukur memiliki kamu.

9.
Aku mencintaimu karena secara fisik kamu ganteng dengan wajah mirip dono, putih kayak sapi, wangi aigner blu motion.

10.
Aku mencintaimu karena kamu belum berhenti mencintaiku yang tak sempurna ini.

Jadi, aku percaya kalian pun memiliki alasan mengapa mencintainya. Karena itulah yang membuat kalian tahu, bahwa memang dia lah orang yang kalian inginkan. Bukan begitu? 

idola

Titi berlari tanpa alas kaki,
Menyerukan kata "Kamuuuu udah mati!!!!,"
Kepada seorang laki kekasih hati,
Yang sebenarnya sudah tidak ia minati.

Bagaimana tidak, Dalu merusak mimpi gadis ranum,
Yang ingin dipuja begitu banyak decak kagum,
Cuma gara-gara ia tak mendapat cium
Iya, di akhir pertemuan bibir Titi tak berhasil ia kulum.


Karena Titi menaruh hati di pandang pertama,
Sejak audisi putaran ketiga di kota kelahirannya, Jogjakarta
Yogiswara pemilik suara alto yang asyik memetik gitar akustik di pangkuannya
Penuh dukung dan semangat saling di seru saat karantina di Jakarta

Dalu rindu riang Titi di tiap siang pulang sekolah
Slalu disempatkan menjemput jam berapapun di sela kuliah
Kini hatinya tak terperih ketika melihat ke arah kotak bergambar membuncah
Titi dan Yogiswara dikabarkan memiliki cinta yang memerah

Titi ketiduran, absen pada pagelaran Grand final,
Yogiswara duduk heran di bangku penonton dengan tangan terkepal,
Headline media "Titi hilang bagai tenggelamnya kapal"
Dalu terkikik membayangkan kepanikan dengan wajah bebal.

Pemenang sudah pemirsa tentukan,
Padahal Titi harusnya sudah satu langkah di depan,
Dia terbangun entah dimana di pinggir jalan,
Ketika mendengar deru mobil Dalu menjauh berlawanan.

(back to first paragraph)

Wednesday 20 June 2012

penguntit

Satu hari.

Seorang lelaki, tiba-tiba berdiri disampingku entah kapan dia lewat dan berhenti lalu bertanya, "Kamu mau saya antar?"

Aku yang memang sedang berdiri galau di balik gapura ujung gang karena angkot tak kunjung lewat akhirnya menoleh ke arahnya. Orang ini. Aku (hanya) mengetahui sosok dan namanya karena dia adalah salah satu tetangga di kampung. Tapi rumahnya yang mana, keluarganya bagaimana, teman-temannya siapa, aku tak tahu. Aku memang jarang bergaul dengan tetangga.

Oh iya, yang aku tau juga tentang orang ini, dia pernah menebak warna bra aku dengan benar. Juga "mengintip" kepribadianku padahal kami ngobrol aja ga pernah. Semuanya dia ungkapkan pada seseorang yang kini sudah jadi mantan. Tau darimana?? kuatir aku kalo dia punya ilmu gaib :/


Aku menjawab, "Tidak terimakasih."

Walau galau, aku tidak mau diantar oleh orang asing. Tetanggaku sekalipun.

Setelah tawaran yang bernada memaksa kesekian kali terucap dari mulutnya, angkot lewat. Ciao, aku meninggalkan dia sendiri.

Lain hari.

Beberapa waktu lalu, aku sempat tahu dia ada di gerbang depan kantorku berada. Aku berkesimpulan, bahwa pasti dia sempat mengikuti angkot yang kunaiki.

Hari ini, aku dalam posisi prima berangkat kantor sebelum akhirnya aku melihat dia duduk di bawah pohon beberapa meter sebelum aku. Dengan percaya dirinya dia mencegat semua angkot bercat kuning kecoklatan dan menyerahkan beberapa lembar seribuan, lalu berkata dengan gerak bibir yang sulit kuterjemahkan.

Sebagai informasi, angkot itu bernama Lyn P. Ga banyak yang tahu, bahwa Lyn P terbagi menjadi 5 kelompok, yang masing-masing bergilir melewati trayek yang sudah ditentukan. Terminalnya antara di Joyoboyo-Petojo-Kenjeran. Nah, yang aku naiki harus yang ada papan bertulis Kenjeran agar sampai pada tujuan. Dia gak paham dengan hal itu, entah berapa duit yang dia habiskan.

Kira-kira kamu tahu apa yang dia sampaikan ke pak supir?.
Ada dua kemungkinan. Satu, dia berniat membayariku ongkos angkot. Dua, dia tidak mengijinkan si pak supir berhenti saat aku mencegatnya, dan sebagai kompensasi kehilangan penumpang, dia membayar terlebih dahulu.

Kalau membaca dari awal aku menulis, apakah pikiranmu sama denganku??

Aku tak kehabisan akal. Walau harus oper angkot 2 kali, aku rela. Asal dia tidak berhasil membuatku terlambat sampai kantor, karena percuma saja aku tidak akan menyerah lalu menerima begitu saja untuk diantar olehnya.

Hari ini.

Dia belum menyerah. Oke, kalau persoalan ini saya ceritakan ke orang-orang, bukannya membelaku mereka malah menjadikan hal itu sebagai bahan guyonan.

"Itu karena dia suka sama kamu. Naksir...Hahahah"

Dulu aku pernah berangan-angan, punya pengagum seru kali ya. Dia rela menghadiahi perhatian, menemani kemana-mana... tapi dengan si dia ini, sumpah aku takut. Alih-alih mengatakan apa yang dia inginkan sebenarnya, dia lebih suka memata-matai aku. Kadang terpergok sedang mondar-mandir di depan rumah. Pengagum yang ini mimpi buruk, saudara. Lebih pantas dikategorikan stalker daripada secret admirer. Bahkan dia ga takut buat menoleh saat aku sedang bersama kekasih.

Kekasih...mana kekasih??. Dia cuma memonitor dari jauh. Aku berharap dia melakukan yang lebih suatu saat nanti. Biar dia tau rasa.

Setelah sekian minggu, aku memberanikan diri memberhentikan angkot di belakang motornya berhenti. Aku berjalan mantap menuju arahnya. Dia sesekali mengintip dari kaca spion. Sebelum dia kabur, aku berhasil berdiri di sebelahnya dan berteriak,

"MAKSUDMU APA NGIKUTIN ORANG KAYAK GITU!!!???. SEKALI LAGI AKU TAU KAMU NGIKUTIN AKU PANGGILIN POLISI!!!!,"

Kaca helm ditutup. Dia menjawab, "Gada maksud apa-apa,"
Lalu dia memutar motornya ke kanan.

Motor berplat No L 5910 F.

Nafas ku menderu. Mungkin wajah ini uda berubah jadi wajah babi hutan. Biasanya kalau lagi marah hidungku membesar dan mendengus-dengus. Ga peduli dengan tatapan aneh orang-orang yang lewat dan mungkin mengira kami pasangan yang sedang bertengkar. Uuh, aku belum sempat kasih bogem mentah ke dia.

Mang brani?, gini aja uda deg-degan sampe ga bisa nafas. Saking emosinya.

Awas aja kalo aku liat dia lagi besok-besok.

Tuesday 19 June 2012

Aku wanita Kartini, bukan berarti aku tak patuh pada suami

Jangan sampai air mata melunturi eyeliner dan bedak di mata dan pipiku. Aku tak sabar segera menyelesaikan pekerjaan ini, pulang lalu bebas memendamkan mukaku di atas bantal agar suara sesenggukan tak terdengar oleh siapapun dan tentu saja, hemat tisu. Pertengkaran terakhir sukses membuat aku tak dapat tidur semalaman.

Kamu tahu, bahwa ketika aku tidak dapat mengkompromikan lagi mana yang harus kupilih, impian atau cinta, aku menyerah. Aku menyerah pada dua-duanya. Aku tidak mampu memilih salah satunya.

Impianku, aku berharap kamu ada disaat aku meraihnya. 

Cinta, yang itu kamu, adalah inspirasiku untuk bisa menjadi "seseorang".

Tuesday 5 June 2012

totalitas

Beberapa tahun lalu, tidak terpikir oleh saya untuk memamerkan blog "nyampah" ini pada dunia. Padahal awalnya, masang foto sendiri aja saya segan. Jujur lagi, saya merahasiakan "tempat sampah" ini dari siapapun. Karena cuma disinilah saya bisa jadi diri sendiri. Jurnal yang terbuka untuk umum, yang tak tahu siapa penulisnya.

Beberapa minggu lalu, tiba-tiba terpikir oleh saya untuk memamerkan blog "nyampah" ini pada dunia. Semenjak saya suka shared it via twitter, saya menemukan para pecinta blog yang baru...teman teman baru yang kemudian saling mengunjungi blog :). Lalu, totalitas saya mendesak ingin keluar. Saya berkolaborasi dengan Valenriz Cloth bikin kaos yang untuk sementara ini, saya aja yang bakal pake :)) (sapa tau entar ada yang pengen, bisa pesen lewat saya lalu di re-design-in lagi)




design mentah #babibercerita
Lagi lagi saya kepedean, tapi saya ga peduli :D. Ini kepuasan batin tersendiri punya kaos dari blog sendiri. Berhubung sama si produsen kaos nama blog saya dibawa-bawa di wall nya, kemungkinan besar akan ada  teman si babi yang bakal bertamu... 

Saya ucapkan SELAMAT DATANG di kandang babi :). Tau kan seperti apa kandang babi, ya gitu itu deh isinya, manis, asem, sdikit "jorok" tapi kebanyakan paitnya. Semoga ga nyesel buat bertamu lagi di lain hari. Semoga saya ga buat kecewa dengan minimnya postingan kata kata yang terhidang. Sejak hanya nyampahlah keahlian saya, besok besok saya bakal lebih rajin lagi nulisnya. Terutama buat #SESAT nya, saya berobsesi punya buku kumpulan cerpen selingkuh itu (ga) indah. Kalo ada yang pengen sharing kemudian ga keberatan saya bikinkan cerita, monggo ;)

salam BABIKKKK :*

Friday 1 June 2012

dedicated to 8-8-88

accidently I fell in love with you, i can't explain the reason why


maybe it was your enigmatic soul,
that gave me wings to fly


maybe it was your loving smile in your thick lips,
that made a warm and gentle embrace


maybe it was your soothing brown eyes,
that lit up the darkest place where I used to be


maybe it was because you saved me,
reminded me of how love feels


i don't know for sure the reason


but i do know that...


that i love you so,


there may be times that we fight, 
but for same reason I can’t stay mad at you for along time.


so i am thankful to be in your presence 
and I always wish to be with you for nothing could make me happier 
to grow old with you
 *Ameeen*


"thank 
God 
every 
day 
for
putting 
you 
in 
my 
way"

in between


not dead
but
not alive


half way to
heaven
half way to
hell


almost there
but
i want to
stay


in your arms
i lay
as i fade away.

now playing

This little game is pretty funny. Try it and have fun!!!
RULES:
1. Put your iTunes, Windows Media Player, etc. on shuffle.
2. For each question, press the next button to get your answer.
3. YOU MUST WRITE THAT SONG NAME DOWN NO MATTER HOW SILLY IT SOUNDS.
4. Have Fun!



Tuesday 8 May 2012

surat



Perempuan itu menyalakan lampu templek lalu duduk di bangku kamar. Tangannya mengambil secarik kertas putih polos dan sebuah bolpoint merk Standart warna hitam di atas meja . Sebagai alas agar sedikit tebal dibawah kertas, ia menggunakan buku Peta Dunia atau yang biasa disebut Atlas. Diluar sana, suara jangkrik saling bersahutan. Pikirannya melayang, bingung hendak menulis apa sebagai kata pembuka. Ya, Ia ingin menulis surat untuk kekasihnya di kota metropolitan. Setelah beberapa menit, mulailah Ia menulis.

........................................................................................................



mancing


Udah lama ga jalanin hobi yg satu ini, bikin aku makin kagok pegang pancing. Palagi kemaren-kemaren tuh partnernya beda, lebih emosian, lebih cerewet..ternyata baru ku sadari..like father like daughter. Pantes aja, ternyata sifat jelekku menurun dari beliau, hihi. Salah ngelempar kail diomelin, pas dapet diomelin juga, jadi serba salah.


"Tariiik...leh ayo tariken seng kuat, baru dikerek. Lek ngga ngono yo iwakmu mblayu"

(Tarik, ayo segera ditarik yang kuat, baru digulung. Kalau tidak begitu ikanmu lari)

Disaat berikutnya aku dapet lagi, aku menuruti sarannya. pancing ditarik dulu, baru dikerek..alias nggulung senar pancingnya. tapi....


berlalu bukan berarti menyerah

Kami sedang berada di sebuah coffee shop, hari Senin, di jam kerja tepatnya 14.07. Bekerja di gedung yang sama, perusahaan yang berbeda, tapi kami kompak cabut sejenak dari rutinitas. Ini bukan suatu yang biasa kami lakukan, tapi salah satu dari kami, Lana, yang akan segera menikah dan meninggalkan pekerjaannya untuk menjadi ibu rumah tangga, adalah penggagas pertemuan kali ini. Oh iya, beberapa dari kami kurang nyaman dengan hal itu, menjadi ibu rumah tangga maksudnya. Semula kamu sekolah dan kuliah hingga mengambil magister di salah satu universitas negeri, mendapatkan pekerjaan tetap dan jabatan tinggi yang diimpikan setiap wanita pada usia yang masih 24an, mendapat gaji dan segala fasilitasnya, yah seperti apartment dan mobil, lalu bertemu seorang pria tampan, mapan secara finansial dan kamu memutuskan untuk menjadi istri yang baik, tinggal di rumah, memasak, beres-beres, membesarkan anak…


Monday 7 May 2012

hanya bintang


Kami melihat bintang yang sama. Di tempat yang sama. Di waktu yang sama. Sayangnya, bulan sama sekali tidak menampakkan wujudnya. Atau, tertutup pepohonan. Aku kurang yakin ia benar-benar tidak ada karena malam ini cerah. Yah, bukan masalah besar. Bintang-bintang saja sudah cukup. 

“Aku ingin sekali mengantarmu pulang. Sungguh. Tapi aku ga mau nanti kamu kena marah karena ini sudah larut sekali”, katanya.

“Aku akan baik-baik aja. Tinggal telepon tante, dia pasti mau bukain”, Aku meyakinkannya. Sejujurnya aku lelah sekali. Ingin pulang dan tidur. Kemarin malam agak kurang baik bagiku, sehingga aku menghabiskan waktu yang seharusnya untuk tidur dengan menonton dvd.

“Kamu pasti dimarahin. Lagian ga enak diliat tetangga kalo aku memulangkanmu malam-malam”. Bahkan dalam gelap aku bisa melihat mata coklatnya, mata yang aku kagumi. Walau entah aku tidak dapat membaca dirinya dari mata itu. 

“Haha, kamu ngomong gitu kayak baru sekali ini aja ngajak pergi mpe malem”


“Ah, aku tahu…kamu masih kangen sama aku”, candaku.

Dia menyalakan rokok, lalu tersenyum padaku dan berkata, “GR…haha”.


copying D's note



"Enamorarse de Claudia"


"lihat ke langit..bintang berjatuhan karenamu.."

kata-kata sederhana….namun cukup mencairkan kebekuan hati…

sudah lama sejak pujangga ini menganggur..dia cuma duduk termenung di sudut otak…

sudah lama sejak cupido menembakkan panah kecilnya..

sudah lama sejak aphrodite lupa akan namaku…

aku sudah merasa ada yang beda..

walau sama tersesat di dunia maya…terpisah dinding, udara, elektrik, dan binari

dan dia memang berbeda…

setelah rasakan kenyataan..bukan sekedar ucapan manis tersusun alfabet

setelah hangat merasuk..dan nadi berdetak lebih cepat…

walau jalan masih lebih berkabut dari East End…takkan tersesat

semoga bukan euforia semata…karena hati kecil terus berbisik

semoga bukan kesenangan sesaat…karena dia terlalu indah untuk jadi nyata

semoga aku bisa menjaganya…







written by Dikie Nugraha, 14 Maret 2006

Wednesday 2 May 2012

sesat #7 - dear diary

Dear Diary,

Apa lihat-lihat?

Bukan salah saya lho.

Eh, saya salah emang?.

Enggak ah, bukan salah saya.

Kamu tahu kan kalo saya bukan tipe wanita yang suka berdandan heboh kayak mau ke kondangan. Saya bukan tipe wanita yang suka berpakaian seksi kayak mau clubbing. Saya ga suka ke salon cuma buat creambath, facial, dan menicure pedicure. Saya ga pernah menyambangi dokter kecantikan untuk suntik vitamin C apalagi botox.

Kamu tahu juga kan kalo saya wanita berusia jalan 31 tahun yang cuma berdandan sekedarnya, bahkan ketika berangkat ke kantor, saya menyapa tetangga-tetangga yang sedang menyapu, menggendong anak balitanya, pulang dari belanja harian atau sekedar jogging, dengan tanpa make up. Oh iya, saya lupa menyampaikan bahwa di umur segini ini saya masih single. Pacar pun belum punya. Aneh?

Untungnya yah, saya ga hidup di masa Emak-Bapak saya. Dimana saat itu kalau seumur 17 ga juga nikah, orang tua yang sibuk mencarikan jodohnya untuk anaknya. Sekarang saya hidup di era Kartini. Sebenarnya bukan karena keasikan bekerja sehingga saya ga kunjung mendapatkan jodoh, karena jujur saja karier saya tak segemilang wanita-wanita metropolitan yang doyan belanja Prada atau Banana Republic yang harganya ga jauh beda sama ZARA. Karena alasan hemat pun, saya lebih suka "blusukan" ke Pusat Grosir atau Mall kelas rendah agar dengan uang 500ribu saya dapat novel percintaan, buku psikologi, make-up baru, daleman baru, baju jalan dan kerja baru, dan sepatu flat baru dalam jumlah yang lebih dari 1 masing-masing item-nya.

Lalu, pergaulan saya?. Cukup luas. Dari genk semasa SD, SMP, SMA, Kuliah, trus kenalan teman dan rekanan kantor, teman-temannya mantan saya juga masih baik semua, saya sering nongkrong ke club sekedar liat band akustik dan memesan Shirley Temple, saya aktif di organisasi "anak-anak gemar membaca" jadi sebenarnya ga ada kata buntu mencari pasangan. Kata teman-teman, saya orangnya sumeh, alias suka menebar senyum. Bahkan kadang saya suka senyum-senyum sendiri (Saya sehat, tidak terkontaminasi kata "gila").

Mau tahu kenapa saya kesulitan mencari pasangan. Karena pria-pria yang naksir dan mendekati saya itu sudah beristri semua. Bahkan ada yang sudah beranak. Tetapi mohon dicatat, mereka bukan Om-om atau pria yang jauh lebih tua dari saya. Mereka masih muda. Lebih muda dari saya. Kalo kata Alena, sahabat saya, mereka itu bak "botok" sebutan orang jawa dari sejenis makanan yang dibungkus daun pisang kemudian dibakar. Luarnya daun muda, dalamnya matang karena proses hidup. 

Kamu menuduh saya pakai susuk?.
Daripada pakai begituan mending uangnya saya beliin buku buat nyumbang bacaan untuk anak-anak di Papua. Karena saya belum punya anak dari rahim saya sendiri, tampaknya hal yang paling mulia dan bermanfaat adalah membantu anak-anak Indonesia belajar membaca dan menulis kan. 

Kembali lagi, tentang pria-pria tadi. Saya menyebut pria-pria karena selama saya "naik daun" itulah, kira-kira ada 6 pria menikah yang mendekati saya. Sekedar menggoda, lalu lama-lama saya yang tergoda menemuinya di sebuah kamar hotel selepas jam kerja. Sampai pada suatu hari, istri dari si pria menikah yang terakhir memergoki kami makan siang bersama di sebuah warung soto ayam (iyaa, warung. Tapi masih aja ketahuan) karena kebetulan sang istri secara tiba-tiba ingin mampir ke bakery shop sebelah warung yang-padahal-berada-di-ujung-bumi-tak-mungkin-dijangkau-dengan-kemampuan-sang-istri-menyetir-mobil. 

Emang ya, bom waktu itu ada. Baru aja kami jalan 6 bulan, dan si dia juga udah punya niat jaga jarak sama sang istri demi saya, eh sampai akhirnya ketahuan si dia malah nurutin istrinya buat ninggalin saya. Padahal dia orangnya romantis buuaaanget (dibandingkan pria-pria menikah terdahulu) dan selama 6 bulan ini saya terlanjur 'terbiasa' dengan perhatiannya, tiba-tiba harus hilang gitu aja. Nyesek pemirsa. Setelah kejadian itu saya kapok. Gak mau lagi tergoda sama pria beristri. Gak mau lagi ada pria beristri yang ke 7. 

Itu ucapan saya 2 bulan lalu. Sampai barusan saya sadari, bahwa menantu dari tetangga saya yang jaraknya 4 rumah  di sebelah kanan rumah saya, itu (ternyata) sering mencuri pandang. Jika bertemu di jalan saat hendak berangkat kantor, dia sengaja membuka kaca jendela dengan tingkat keburaman 70% mobil Vios putihnya lebar-lebar sampai dia melewati rumah saya. Jika bertemu jam pulang kantor, dia berlagak mengelap mobilnya yang sama sekali ga kotor demi bisa berada di luar beberapa saat sebelum saya akhirnya masuk rumah. 

Dan hal itu tidak ia lakukan sekali dua kali, makanya saya bisa menyimpulkan dia pasti kenapa-kenapa sama saya. By the way, saya ga pernah bergaul sama si istri padahal kalau ga salah kami dulu satu kampus. Bahkan saya ga pernah liat ada temen cewek atau cowok yang ngapel kerumahnya, eh tau-tau dah nikah aja dia (uda gitu ganteng pula, hadeeeh). Saya yang berganti-ganti pacar dan menginginkan menikah dari 5 tahun lalu aja ga kesampaian. (Nyesek lagi).

Disaat kami secara tidak sengaja bertemu di Club House perumahan tempat kami tinggal dan dia menempati treatmill sebelah saya. Singkat cerita saja ya, karena ini saya gak lagi nulis novel, kami bercakap-cakap.  Setelah diperhatikan dari dekat, orangnya mirip Collin Farrel versi Indonesia pokoknya. Ga se-laki si Collin, tapi bentuk wajahnya dan sorot matanya mirip banget. Ehem. Sayang punya orang. KATAKAN TIDAK UNTUK SELINGKUH KALI INI!!!!. fiuh, "Ya Tuhan kasih saya jodoh dong".

Saya ga melanjutkan perkenalan itu. Saya ga lagi membalas curi-curi pandangnya. Bukan karena saya ilfil. Tapi saya udah ga mau lagi jadi benalu. Jodoh saya nanti semakin jauh. Hikz. Si Collin yang bernama Ludy ini menikah ta'aruf dengan Hayu, tetangga saya. Dijodohkan orangtua. Dinikahkan. Ga boleh pindah dari rumah orangtua. Oh pantes. Sekian. 

Lho kenapa?. Lha abis, kalau dia emang cinta banget sama istrinya ngapain dia curi-curi pandang ke saya yang notobene 11-12 sama sang istri (Cantikan saya dikit sih). Menikah dijodohkan ga selamanya ga timbul cinta sih, ga juga karena ga bahagia karena harus tinggal di Pondok Mertua Indah, tapi karena mereka sampai 3 tahun pernikahan ini belum dikaruniai putri/putra, tampaknya masa "grow old together" ini sedang berada dalam masa evaluasi. Selebihnya, saya pamit pulang. Saya gak mau denger curhat colongan dia lebih lama daripada nanti saya jatuh cinta sama dia. Karena jung-ujungnya saya juga ga akan bisa dapetin dia. Titik. Aduh bibirnya, mungil pengen dikecup...

*PLAK*

sadar Ve...

Kekapokan saya benar-benar beralasan. Selain kuatir jauh jodoh, saya gak mau nantinya suami saya juga selingkuh. Dari pengalaman saya, mereka, pria beristri dan berselingkuh, memiliki berbagai macam alasan.

1. Daru, 26 tahun, menikah 2 tahun. Mengaku bahwa sang istri tidak pernah bisa menghargai usahanya untuk menjadi suami yang baik. Dia merasa sang istri lebih sering cemberut dirumah karena merasa dinomorsekiankan daripada pekerjaan, sedangkan dia sendiri sudah malas untuk memberikan pengertian. 

2. Jibril, 29 tahun, menikah 4 tahun. Pada dasarnya pria ya begitu itu, suka tergoda. Meski dia bukan pria brengsek dan tidak merencanakan untuk menjadi pria yang tidak setia. Tapi kalau saja saya tidak menyambut gayungnya, dia juga akan berkali-kali mikir mo selingkuh. Hmm, ini salah saya berarti ya?. Jadi wanita tuh harusnya lebih tahu diri dengan status seseorang. Noted, Ve...

3. Nabel, 28 tahun, menikah 6 bulan. Kebetulan bekerja di lingkungan yang tidak sehat. Club tempat saya mingle. Yang penuh dengan orang-orang ga jelas menghambur-hamburkan uang demi kesenangan semu. Serius, jangan cari jodoh di Club lain kali. Lingkungan dan pergaulan bisa menyebabkan selingkuh akut.

4. Rei, 28 tahun, menikah 1,5 tahun. Saya sudah kenal lama sih, dia pemilik supplier Komputer di kantor saya. Tapi entah ya, setelah menikah justru rasa percaya dirinya semakin meningkat dan lalu sering menggoda saya. Oh iya, dia oke di ranjang. Ups...

5. Udji, 29 tahun, menikah 10 tahun. Yup, setelah memasuki bangku kuliah dengan segera dia menikahi pacarnya yang baru lulus SMA di kala itu. Awalnya, sang istri yang masih muda itu selalu terlihat fresh walau dirumah saja. Setelah anak kedua mereka lahir, dia semakin malas berdandan, malas memasak, dirumah hanya memakai daster belel, bau badan, dibeliin lingerie ga mau pake, diajak kemana-mana ga bikin bangga lagi. Dear para istri, menikah dengan suami bukan berarti anda telah memenangkan kompetisi diluaran sana. Jika anda tidak pandai menjaga diri, maka anda tidak akan bisa menjaga suami anda.

6. The Last, Yadra, 28 tahun, menikah 5 tahun. Dia merasa istrinya berselingkuh, karena mulai sering keluar rumah sendiri, mencari-cari topik pertengkaran, sering tidak mengangkat telepon atau bbm darinya, dan kadang menolak berhubungan dengan alasan capek. Istri loh ini yang nolak...mana boleh istri menolak hasrat suaminya, dosa lo (katanya sih). Jadinya dia "membalas dendam" abaian istrinya itu dengan memberikan saya perhatian. Usut punya usut, sang istri rupanya sedang (merasa) dilanda friginitas dan karena tidak memiliki keberanian untuk berbicara dari hati ke hati, sang istri berkonsultasi ke psikolog. Yup, kejadian ketemu di bakery itu rupanya pemberhentian perjalanan menuju tempat praktek si Dokter. Ga lama dari hari itu, saya dikirimi capture screen bbm dari sang istri, "Aku rasa kita hampir kehilangan sesuatu yang penting dalam pernikahan kita, dear...tapi aku tak mau membuatnya lebih hilang lagi." diikuti dengan caption "Maafkan aku Ve shayank, selamat tinggal..."  

Well diary, 

Segini dulu yah omelan saya. Jujur saya marah sama diri saya sendiri kenapa bisa-bisanya (hampir selalu) menarik pria beristri instead of pria single atau paling ga sudah duda. Apa wajah saya terlalu matang (baca:tua) untuk menjadi incaran pria beristri?. Tapi enggak ah, wong mereka brondong gitu. Apa saya keliatan dewasa (baca:berpengalaman) dalam hal seksual?.

Intinya, saya memang malas bertanya secara langsung apa kelebihan saya di mata mereka. Karena 4 diantara 6 menjawab, apa cinta perlu alasan?. Ooouh puhlisssss... love sama lust beda kaleeee.

Sudah ah..

Mingle lagi yuk Dy :)

Lo,
VE...

Monday 30 April 2012

antara halo dan bye

Kata orang, cinta tak harus memiliki. Tapi lain halnya untuk aku. Bila menginginkan seseorang, aku tidak pernah tidak bisa mendapatkan orang itu. Jatuh cinta sama kamu itu berkah. Untuk mendapatkanmu adalah tantangan. Sudahkah aku mengatakan tadi bahwa aku lebih suka mengejar daripada dikejar?. Iya, aku ingat sejak pertama aku melihat kamu, aku berusaha hadir di tiap keberadaanmu. Aku berusaha ada di lingkungan pergaulanmu. Aku berusaha menjadi diriku sendiri agar membuatmu nyaman bersamaku. Aku mengesampingkan rasa cemburu dan ingin memiliki yang terlalu besar ketika mendengar kamu memuji wanita lain di depanku.

Tidak dalam sekejap, akhirnya aku benar-benar bisa memiliki kamu. Hanya saja, mempertahankan apa yang kudapatkan tidak semudah usahaku meraih cintamu. Aku merusak kepercayaanmu. Aku sendiri yang menghancurkan hatimu. Aku yang lalu hidup denganmu tapi tak merasakan cintamu yang tulus lagi karena kamu takut aku akan menyakitimu lagi. Kamu tak lagi mengagumi aku seperti dulu. 

Kehadiranku sekarang lebih sering menyakiti daripada membuatmu bahagia. Ketika aku tak bisa menuruti keinginanmu. kamu terluka. Ketika aku berkata kasar tak tahan dengan perlakuanmu, kamu sakit hati. Ketika aku tak bisa kamu buat mengerti akan keadaanmu, kamu menderita. Kamu tak ingin aku mengingat masa lalu. Tapi kamu selalu mengingat kesalahanku. Tak ada istilah membuka lembaran baru denganku. Karena itulah kehadiranku membuatmu tak tenang.

Aku masih mencintai kamu. Sama seperti saat aku melihatmu 27 bulan yang lalu. 
Aku masih mengingatmu. Seperti yang pernah kamu bilang, "Aku akan membuatmu susah melupakan aku..."
Aku masih menginginkanmu. Tapi memberikan kesempatan padamu untuk menanggalkan aku sejenak mungkin yang terbaik.

Berikan cinta ini ruang untuk bernafas. Bila cupid kembali memanah panah cintanya tepat di hatimu dan hatiku lagi, kita akan bertemu kembali.

Monday 23 April 2012

sesat #6 - cium

Ternyata ada bedanya. Ketika kamu bercinta dengan orang yang benar-benar menginginkan kamu, dan yang hanya menginginkan desahan nafasmu, jilatan nafsumu pada kelaminnya, dan peluh kenikmatan di akhir permainan. 

Ternyata ini bukan sekedar style. Bahwa setiap orang yang jatuh cinta, bukan tubuh yang Ia inginkan pertama. Tapi bibir. Bibir adalah organ indra sentuhan. Sekedar mencumbu sampai ber-french kiss, bibir lah yang mengenalkan mu kemudian dengan anatomi lain dari tubuh pasanganmu.

Ternyata dia membuatku buta. Dia bilang "aku cinta". Dan aku selalu menyukai adegan tiap adegan kami bercinta. Pertemuan kelamin yang ke tiga belas adalah yang terakhir kalinya. Sederhana.

Bibirku kalut hanya mencumbu penisnya yang terkadang berbau pesing. Juga rambut kemaluannya yang lebat seringkali tertinggal di sela-sela gigi, tersembunyi di balik lidah, atau nyangkut di tenggorokan. Bibirku ingin sesekali berkenalan dengan bibirnya yang menghitam karena rokok, merasakan nafas dan bertukar ludah beraroma kopi hitam kesukaannya. 

Dia tidak cinta. Dia terluka. Kekasih meninggalkannya dibulan ke tiga puluh lima. Salahku menerima, karena aku menyukai ketampanan dia. 

Aku mencuri bibirnya tatkala ia terpejam. Dengan gunting sekali iris, aku berlari keluar kamarnya yang ramai akan suara pria mengutuk...

"...OMOOO HANGSAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAATTTTTTTTTTTT....!!!!"   


Kalau aku homo, dia apa?. Ah tak apa...yang penting kini aku memiliki bibirnya yang memerah dan basah. Akan aku cumbu cumbu setelah sampai di rumah.





monday morning rain is (not) falling
office hour



Wednesday 28 March 2012

sesat #5 - Beauty Case

Aku mengoleskan foundation 1 nomor dibawah warna kulit Bunda yang kuning langsat. Bundaku, berusia 55 tahun tanggal 5 April esok. Saat ini, Ia memintaku untuk mendandani wajahnya yang ayu, yang pastinya menurun padaku (Ehem, sekali-sekali memuji diri sendiri itu perlu, hehe), karena ia akan menghadiri rapat sebuah Partai yang sedang berkembang di Indonesia. Bunda memang begitu. Lebih suka beraktivitas di luar  daripada harus berada di dalam rumah dalam waktu yang lama. Bisa-bisa, 2 hari sekali Bunda mengganti posisi furniture dalam rumah saking bosannya berdiam diri. 

Aku meratakan bedak powder pada dahi, pipi, hidung dan dagu Bunda. Bunda masih melakukan perawatan wajah agar kulitnya terlihat cerah, aku mengaku kalah. Aku tak terlalu suka dengan segala bentuk perawatan. Kontras sekali dengan profesiku sebagai MakeUp Artist yang selalu berhubungan dengan berbagai macam merek rias wajah dan produk penata rambut. Aku cukup menjaga diriku dengan banyak minum air putih, makan buah bengkuang, dan mandi 3 kali sehari. Bunda menoleh ke cermin, memagut dirinya sebentar lalu menoleh padaku dan berpesan, "Jangan terlalu menyolok lho make up-nya."

Aku memulaskan eyeshadow mahoni, tembaga dan coklat pada kelopak mata Bunda yang sayu, juga menegaskan garis alisnya dengan pensil alis warna coklat. Bola matanya kecoklat-coklatan seiring dengan bertambahnya usia. Kerutan tampak pada sekitar mata. Kerutan kelelahan. Salahku juga, aku jarang sekali mengunjungi Bunda sejak aku menikah dua tahun lalu. Tapi Bunda tak pernah mengeluh. Meski aku tahu hatinya berkata lain.

Terakhir, aku membubuhkan blush-on warna peach pada pipi yang mulai menirus dan lipstik sewarna dengan bibir Bunda. Aku menoleh kearah ruang kerja disamping kamar Bunda. Disana ada Papa, seorang pria 5 tahun lebih muda dibanding Bunda dan merupakan suami Bunda setelah meninggalnya Ayah 13 tahun lalu, yang tanpa cacat mencintai Bunda dan membantu membesarkan aku, Nada, anak semata wayang Bunda, sedang menekuri layar monitor komputer di depannya. Bermain catur online.

Aku menyisir rambut Bunda yang baru kemarin dipotong pendek sebahu karena menurutnya sudah keterlaluan rontoknya. Bagian tengah mulai memutih kembali, biasanya kalau sudah begitu Bunda ribut  minta disemirkan. Waktu aku mengusulkan untuk membiarkan rambutnya memutih seperti Tante Reggy Lawalata, Ia menolak mentah-mentah. Bunda selalu ingin kelihatan berjiwa muda. 

Selesainya aku menyisir dan menata rambut Bunda, ia beranjak menuju tempat dimana Papa berada, mengecup pipi, dan berkata akan menyiapkan makan siang untuk Papa. Ini yang aku kagumi dari Bunda dan berharap bisa mencontohnya. Meski pernah tersakiti, Bunda masih setia melayani Papa yang dari setahun lalu terkena stroke permanen. Kaki dan tangan kirinya masih lumpuh sehingga untuk berjalan juga bergantung pada sebuah tongkat policare aluminium, membuatnya tak bisa bekerja kembali dan menghidupi keluarganya. Bunda mengambil alih tugasnya menjadi kepala keluarga. Sebagai putri satu-satunya, aku pun tak pernah absen membantu orang tuaku. 

Papa, ternyata pernah mengkhianati Bunda. Suatu hal yang baru aku ketahui setelah papa tiba-tiba jatuh sakit. Hampir setahun Bunda menyimpan perasaan pedih untuk dirinya sendiri, terutama setelah aku menikah, mungkin ia tak ingin menyusahkan aku yang sedang bahagia-bahagianya mengawali rumah tangga. Perempuan muda dan cantik itu, warga negara Indonesia yang bekerja sebagai Editor Tabloid Mawar, sebuah tabloid informasi bagi pekerja wanita Indonesia di Hongkong. Mereka berkenalan di situs pertemanan yang hingga saat ini masih eksis. Hubungan mereka semakin intens ketika ia menawari Papa bekerja sebagai Creative Designer tabloid tersebut. Pekerjaan yang membuatnya sebulan sekali terbang ke Hongkong meski dapat dikerjakan di balik komputer ruang kerja Papa. 

Bunda menyimpan dalam ingatannya. SMS dan e-mail mesra dari perempuan itu untuk suaminya. Begitu pula jawaban Papa yang tak kalah mesranya untuk perempuan itu. Bunda membuang jauh bayangan buruknya tentang hubungan mereka. Apa saja yang kira-kira mereka lakukan bila suaminya sedang berada di Hongkong. Kamu percaya karma?, I do. Beberapa bulan Bunda menahan, tak ada pertengkaran atau pun perselisihan sebelumnya, tiba-tiba Papa terkena stroke. Mungkinkah itu karma?.

Berada di Rumah Sakit selama 2 bulan tak menggetarkan kesetiaan Bunda. Tangisan Bunda barulah pecah ketika perempuan itu semakin menunjukkan keberadaannya pada seluruh keluarga besar kami. Sampai suatu ketika Bunda berteriak, "Kalau Mas tetap ingin berhubungan dengan dia, silahkan. Aku yang akan pergi." 

Papa, dengan ketidakberdayaannya, memilih kembali pada Bunda. Pada keluarganya. Luka itu tak pernah disebut lagi oleh Bunda. Tapi luka itu tak pernah hilang. Wajah Bunda yang kudandani tak lagi berseri-seri seperti dulu. Senyum ayu nya pun tak mampu menutupi pedih itu. Cinta mereka mungkin tak lagi sama, namun satu yang tetap dipegangnya, Komitmen akan mencintai dalam suka maupun duka. Dan tahukah kamu, Bunda kehilangan kecantikannya bukan karena usia....


Nada janji Bun, Nada akan mengembalikan senyum Bunda lagi. Nada lagi hamil 2 bulan Bun. Cucu yang Bunda nantikan 2 tahun ini. Nada ga sabar menyampaikan kabar ini sama Bunda nanti di mobil.

"Ngapain kamu senyum-senyum sendiri disitu? Ayo antar Bunda ke kantor DPD Partai P," ujar Bunda membuyarkan lamunan.

Mataku mengerjap. Beranjak dan mengangkat Beauty Case lalu mencium punggung tangan Papa menandakan pamit.

"There is no cosmetic for beauty like happiness"


officehour- 15pm

Tuesday 13 March 2012

only hope

                                             we don't have a perfect relationship,



but we do have a perfect love for each other.


 surabaya's mangrove, 10 march 2012

Friday 9 March 2012

sesat #4 - wine

oke.
tenangkan dirimu, Nda.
no one knows about your relationship with him.
what am i supposed to do when emma told everything that happened last night.
marah?
nangis?
i couldn't...
aku cuma bisa diam. pura-pura excited. tapi hatiku sakit.

"...gila ya Nda, everyone knows he's married. Karna mabok aja bisa nyosor kmana-mana. Dan ini yang disosorin si Ajeng. Kayanya mang dia uda ada apa-apa sejak lama deh sama Ridho, si Ajeng kan ga into alcohol, ngapain juga kalo ga ada apa-apa juga mo disosorin..."

Aku cuma bisa tertawa kecil. Emma nyerocos. Ceritanya diulang-ulang. aku mendengarkan sekilas. selebihnya tentu saja kata-katanya hanya mengawang di pikiranku, ga sampai masuk telinga kanan keluar telinga kiri.
Dua hari lalu was our boss' birthday. Dia mengajak kami, anak buahnya dinner, dilanjut nge-wine di sebuah wine house. Aku tak ikut kesana. I jut got my period, seluruh badanku rasanya sakit semua, dan aku memilih untuk tinggal dirumah saja.

aku dan Ridho.
klise.
Kami sekantor. Dia sudah menikah. Aku tahu hubungan kami terlarang, jadi kami diam-diam saja.
Mengingat aku orang yang cukup introvert, aku tak pernah membicarakan hubungan ini dengan siapapun, termasuk dengan Emma, partner in crime di kantor. Dia tak pernah suka dengan apapun yang berbau perselingkuhan. Ayahnya seorang pelaku poligami. Istrinya sudah 2, minus ibunya yang ga kuat di poligami setelah setahun pernikahan ayahnya dengan istri kedua.

I'm officially fucked up. Ga bisa ngomong apa yang ingin aku omongin itu menjengkelkan.
Dan Ajeng si manusia paling ringan tangan dan ramah di kantorku yang lagi diomongin sekarang itu jadi totally bitch in my mind. Tampang malaikat hati iblis.
Huh. Semua ingatan tentang kebaikannya padaku terhapus.
Wait...why should i mad to her?
Why not to him?
Menjadi wanita simpanan itu sudah cukup menyakitkan. Eh masih ada juga bumbu-bumbu make out dengan orang lain?. It's sucks. Ridho pernah ngomong, kalo ga akan ada wanita lain selain Dhea, istrinya dan aku, Linda, his second. Sadar ataupun mabuk, cheating with somebody else is not allowed.

"Enak mana dho, makeout sama aku atau Ajeng?," aku bertanya padanya tiga hari setelah kejadian tersebut di wine house tempat kejadian perkara. Aku sengaja mengajaknya kesitu lagi, agar lebih mendramatisir.

Ridho terkejut. Mungkin dia ga menyangka bahwa aku akan mengetahui hal itu. Oh iya, aku lupa mencantumkan bahwa Emma memang bilang mereka berdua- Ajeng dan Ridho- menyingkir dari anak-anak untuk "mojok". Bukan di tempat yang terpojok sih, hanya di kursi yang agak jauh dari yang lain.
"Kamu...tahu dari mana?," Sepertinya dia sudah mampu mengendalikan emosinya. Wajahnya tidak menampakkan rasa terkejut yang tadi. Datar.
"Banyak anak-anak disana. Aku ga perlu menyebut siapa yang melihatmu. Mungkin saking Hot-nya kamu jadi ga sadar banyak yang memperhatikan," Wajahku memerah. Antara menahan marah dan ingin menangis. 
Tangan Ridho meraih pundakku. Memijit lembut.
"Buat apa aku melakukan itu?. Kami hanya ngobrol. Menjauhnya ya karena berisik banget. Aku bahkan ga menyentuhnya sedikitpun, apalagi make out." Nada suaranya masih datar. Innocent. tapi dewasa. 
Sekali lagi ini menyebalkan. Aku ga punya bukti. Emma ga punya bukti. Tapi aku terlanjur cemburu. 
Cemburu yang bagaimana aku juga bingung. Dia kan bukan benar-benar milikku. Ah...

"Aku cuma bisa bilang ini Dho...cukuplah berselingkuh denganku. Kalo aku tahu lagi dan punya bukti kamu masih ingin main-main dengan wanita lain, aku akan bongkar perselingkuhanmu pada Dhea.Cheers....." kataku sambil mengangkat segelas wine putih lalu menyesapnya perlahan.

Ridho tak ikut mengangkat gelasnya. Dia bergeming menatapku.

Repotnya selingkuh dengan pria muda beristri ini. Belum puas saja dia. Makanya jangan menikah muda. pikirku.

Friday 3 February 2012

being narcisst is (not) a crime


imagine when you look in the mirror, that the face looking back at you is someone you truly love...
just imagine :)

taken by canon ixus 130
in a fitting room
:D 

Wednesday 1 February 2012

hide-ing

Tulisan mengenai "mau dibawa kemana hubungan kami" pasti sudah membuatmu bosan. Sama bosannya dengan menjawab pertanyaan dari orang-orang "mo nunggu apa lagi?". Jujur, aku ga terlalu suka menghadiri pesta pernikahan, meskipun undangan tersebut datang dari seorang sahabat sekalipun. Maaf teman-teman, akan aku akui bahwa aku IRI. Sudah mencari jawaban senjelimet sekalipun, ujung-ujungnya ya iri. Dan kalau aku (terpaksa) datang, susah buatku tersenyum lepas. But i do happy for you guys, dengan catatan: aku tak sedang berkaca.

Ini bagian dari keputusan seseorang memilih jodohnya. Bila lebih disempitkan lagi, ini resiko dari aku memilih dirinya. Bagi aku, apa yang enggak untuk dia. Dan yang dilakukannya padaku, tak kalah hebatnya. Dia memiliki hati baik dan maaf yang tak terhingga saat aku khilaf. Tapi beginilah kami. Bila boleh meminjam peribahasa "mengalir seperti air", aku sungguh tak tahu air ini akan bermuara dimana. 

Aku, 28. Dia, 23. Kamu salah jika berkata padaku, "nunggu apa?". Saking lelahnya mencari alasan, aku hanya diam. Dalam hati aku menjawab, "nunggu lelakiku melamar".
Tapi, jangankan melamar, dia bahkan tak berani menyebut namaku di hadapan orangtuanya. Jadi bagaimana aku harus menjawab pertanyaanmu??.

"Kalo sekarang ga mungkin, kami backstreet".

Tuesday 17 January 2012

kami dan 2012

Sudah 2012. Sudah sekian lama merasa ga tertarik dengan gadget 1 ini. Tapi benar kata orang, orang yang tercinta selalu memberikan pengaruh pada hidup pasangannya, entah dalam hal baik, maupun yang buruk. Akhirnya aku punya blackberry juga. Jika dibilang ga pengen, aku bener-bener ga pengen punya. Tapi berhubung kekasih (walau tidak mengakui) ingin punya, aku pun (ikut) ingin punya. Mungkin lebih ke ego, karena aku ga akan bisa terima kalau cuma dia aja yang punya. Karena menghambat dia punya blackberry adalah tidak mungkin, secara semua teman-temannya secara sadar atau tidak agak memaksa dia agar segera punya. Agak muter-muter ya kalimat aku...maaf, sedang migraen :D

Sudah 2012, teknologi iya memang semakin maju. Tapi "kami" tak maju-maju. Malah mungkin mengalami kemunduran. Aku yang terbiasa (dianggap) mandiri olehnya, sehingga dia pun merasa ga harus membantu aku. Kamu tahu kan, terkadang perkataan berasal dari hati. Bukan pikiran. Suatu hari dia bertanya pada Daun (bukan nama sebenarnya).
Dia    :  Setiap hari kamu anter Bunga (juga bukan nama sebenarnya) kerja?
Daun :  Iya lah. Kalo aku bawa motornya Bunga.
Dia    : (misuh) kayak si Duri dan Mawar aja (menyebut nama seseorang yang bukan nama sebenarnya)

Aku (dalam hati) "Kenapa sayang, apa ada yang salah dengan perlakuan pria yang begitu terhadap pasangannya. Bukannya itu hal yang wajar dilakukan seorang pria, melindungi, mengantar wanitanya sampai tujuan?. Kamu tak pernah mengantar aku kerja, aku tak mengeluh, aku tak meminta. Meski dalam beberapa saat terkadang aku ingin kamu begitu. Apakah perkataanmu itu menunjukkan bahwa nantinya, setelah kita menikah pun, aku tidak punya hak untuk kamu antar dan jemput bekerja?"

Dan dia memberikan jawabannya pada suatu saat. Dia memandang aneh pria yang mau mengantar jemput pasangannya. Baginya, pria itu harus dihormati. Pria bukan Supir dan dia pun tidak mau dianggap Supir. Astaga, entah seberapa dalam aku merasa sakit hati dengan statement itu. Setiap orang berbeda, bisa saja teman-temannya tadi pun ikhlas dan memang meminta untuk mengantar, tak semena-mena disuruh oleh si wanita untuk mengantar dan menjemput. Dan sekali lagi, apa yang salah dengan perlakuan seperti itu?

My dear, sekalipun aku belum mengerti, tapi aku yakin Allah tidak membedakan umatnya yang lelaki dan perempuan. Lelaki memang pada akhirnya menjadi kepala keluarga yang harus dihormati. Dan aku sebagai perempuan, juga memahami kodrat ku.

"Allah Swt. Telah mensyariatkan seperangkat hukum yang berkaitan dengan manusia dalam kedudukan atau predikatnya sebagai manusia sebagai satu ketentuan yang sama-sama harus dijalankan oleh kaum pria atau kaum wanita. Dari sini berarti, taklif serta berbagai hak dan kewajiban pria dan wanita adalah sama. Sebab ayat-ayat , maupun hadis-hadis yang menunjuk hukum-hukum dalam persoalan-persoalan seperti di atas bersifat general (umum) sekaligus integral (mencakup), yakni berlaku bagi manusia pria dan wanita dalam kedudukan atau predikat sebagai manusia; juga berlaku bagi kaum mukmin pria dan wanita dalam kedudukan atau predikatnya sebagai orang beriman. Oleh karena itu , banyak ayat yang menetapkan bahwa taklif hukum ditujukan bagi pria maupun wanita . Allah Swt. , misalnya berfirman sebagai berikut: "Sesungguhnya kaum muslimin dan muslimah, kaum mukmin dan mukminat, pria dan wanita yang senantiasa berlaku taat, pria dan wanita yang selalu berlaku benar, pria dan wanita yang biasa berlaku sabar, pria dan wanita yang senantiasa takut (kepada Allah), pria dan wanita yang gemar bersedekah, pria dan wanita yang suka berpuasa, pria dan wanita yang selalu memelihara kemaluan (kehormatan)-nya, serta pria dan wanita yang banyak menyebut asma Allah, telah Allah sediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar." (QS al-Ahzab 33;35).

Sudah 2012. Tanggal 25 Januari nanti "kami" menginjak usia 2 tahun. Putus-nyambung-pasang-surut-tangis-tawa-marah-diam telah kami rasakan. Aku ga pernah berharap banyak dapat benar-benar ingin memiliki seseorang seperti saat ini, tapi aku merasa dia tak merasa hal yang sama. 

Sudah 2012. Tahun ini adalah jatuh tempo "kami". 
Dear, ambil aku atau tinggalkan aku selamanya.

Aku sudah tahu jawabanmu.......................................................................................................................... MAAF.