Friday 20 May 2011

hey, soul brother

Pernahkah aku bercerita bahwa ketika mama mengandungku, ia begitu menginginkan seorang putra yang lahir dari rahimnya?

Aku rasa setelah ia menyadari yang dilahirkan adalah aku, ia menitipkan doa bahwa dimana dan kapanpun putranya lahir, suatu saat kita akan bertatap muka.

Tak terasa beberapa tahun kemudian,
Menghirup udara berhadapan.
Berkata-kata penuh harapan.
Bercanda seolah tiada beban.
Berkumpulnya kemiripan.
Rasa yang tak terjemahkan.

Rupanya aku telah bertemu dia. Saudara sejiwa. Yang tercipta dari doa mama. Layaknya pinang dibelah dua. Hanya saja, aku yang lebih tua. Dan aku wanita.

Kini ingin kusapa,
Hai saudara :)

No comments:

Post a Comment