Monday 23 April 2012

sesat #6 - cium

Ternyata ada bedanya. Ketika kamu bercinta dengan orang yang benar-benar menginginkan kamu, dan yang hanya menginginkan desahan nafasmu, jilatan nafsumu pada kelaminnya, dan peluh kenikmatan di akhir permainan. 

Ternyata ini bukan sekedar style. Bahwa setiap orang yang jatuh cinta, bukan tubuh yang Ia inginkan pertama. Tapi bibir. Bibir adalah organ indra sentuhan. Sekedar mencumbu sampai ber-french kiss, bibir lah yang mengenalkan mu kemudian dengan anatomi lain dari tubuh pasanganmu.

Ternyata dia membuatku buta. Dia bilang "aku cinta". Dan aku selalu menyukai adegan tiap adegan kami bercinta. Pertemuan kelamin yang ke tiga belas adalah yang terakhir kalinya. Sederhana.

Bibirku kalut hanya mencumbu penisnya yang terkadang berbau pesing. Juga rambut kemaluannya yang lebat seringkali tertinggal di sela-sela gigi, tersembunyi di balik lidah, atau nyangkut di tenggorokan. Bibirku ingin sesekali berkenalan dengan bibirnya yang menghitam karena rokok, merasakan nafas dan bertukar ludah beraroma kopi hitam kesukaannya. 

Dia tidak cinta. Dia terluka. Kekasih meninggalkannya dibulan ke tiga puluh lima. Salahku menerima, karena aku menyukai ketampanan dia. 

Aku mencuri bibirnya tatkala ia terpejam. Dengan gunting sekali iris, aku berlari keluar kamarnya yang ramai akan suara pria mengutuk...

"...OMOOO HANGSAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAATTTTTTTTTTTT....!!!!"   


Kalau aku homo, dia apa?. Ah tak apa...yang penting kini aku memiliki bibirnya yang memerah dan basah. Akan aku cumbu cumbu setelah sampai di rumah.





monday morning rain is (not) falling
office hour



No comments:

Post a Comment