Saturday 12 March 2011

sehabis baca novel...

Satu hal yang aku perhatikan semua sama pada sebuah novel. Tokohnya, dengan karakter yang kuat dan selalu tampak hebat terutama pada penampakan, latar belakang keluarga, kekayaan dan pekerjaannya. Dan biasanya penulis pun tidak jauh-jauh membuat karakter tokoh dengan dirinya sendiri. Ada Banker, dia pun menciptakan tokohnya menjadi Banker. Ada penulis, dia membuat tokohnya menjadi seorang penulis sekaligus editor. Ada pula desainer, penyiar radio, presenter dan sejumlah profesi lain menjadikan dirinya sendiri sebagai pekerjaan si tokoh utama, hanya saja…lebih di dramatisir. No offense ya. Karena materi profesi itulah yang mereka kuasai, jadi akan lebih mudah dituangkan.

Kok aku bisa menyimpulkan seperti ini?, bahwa penulis tidak jauh-jauh membawa kehidupan pribadinya atau setidaknya curhatan seorang teman yang kemudian di modifikasi ke dalam tulisannya…sok tau banget haha. Mungkin karena aku sendiri merasakan. Ditambah juga aku pernah nonton film yang judulnya My Girlfriend's Boyfriend.


Intronya seperti suatu ilustrasi atas naskah yang sang aktor buat, tapi lalu naskah itu ditolak karena tokohnya persis seperti dia. Pembaca tidak akan menyukai tokoh yang biasa-biasa saja. Membosankan. Sampai dia bertemu seorang wanita di sebuah café, lalu mereka berkencan dan selama film berjalan kita akan dibuat berpikir bahwa si wanita selingkuh. Ceritanya simple banget, tapi bravo tuh penulisnya!

Well, balik lagi. Aku sendiri sadar, ternyata punya passion menulis, mengerjakannya ga semudah aku mengatakannya. Sebuah buku harus mengandung makna dan setidaknya ada pelajaran yang bisa ditarik setelah dibaca, bukan hanya untuk menghibur, mempermainkan emosi, membuat khayalan pembaca saja. Menuangkan emosinya kudu detail. Sampe bisa bikin si pembaca bergumam, “Omigod, ternyata memang begitu…” atau “Aku juga pernah ngalamin ini…” atau “Ini buku aku bangeeeet…”

Bisakah aku melakukannya?
Menjadi penulis?
Aku tidak tahu, tapi aku akan terus belajar


No comments:

Post a Comment